Senin 16 Apr 2018 14:26 WIB

AS akan Jatuhkan Sanksi Baru untuk Rusia

Sanksi akan menyasar berbagai perusahaan Rusia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley berbicara di markas Majelis Umum PBB, Kamis (21/12).
Foto: AP Photo/Mark Lennihan
Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley berbicara di markas Majelis Umum PBB, Kamis (21/12).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Nikki Haley mengatakan negaranya akan menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia. Sanksi itu berkaitan dengan keterlibatan Rusia dalam dugaan serangan senjata kimia yang dilakukan oleh Pemerintah Suriah dua pekan lalu.

Haley mengatakan sanksi terbaru untuk Rusia akan diumumkan oleh Menteri Keungan AS Steve Mnuchin pada Senin (16/4). "Anda akan melihat sanksi Rusia akan segera dijatuhkan. Menteri Mnuchin akan mengumumkannya pada Senin, jika dia belum melakukannya," ungkapnya pada Ahad (15/4), dikutip laman Al Arabiya.

Menurut Haley, sanksi tersebut akan menyasar berbagai perusahaan peralatan yang terkait atau memiliki hubungan dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan penggunaan senjata kimia. Namun, Haley tak memperinci keterangannya terkait hal ini.

Pada Sabtu (14/4), AS, Inggris, dan Prancis melancarkan serangan udara ke kota Homs dan Damaskus, Suriah. Ketiga negara mengklaim serangan dilakukan sebagai respons atas dugaan penggunaan senjata kimia oleh Pemerintah Suriah di Douma, Ghouta, dua pekan lalu, yang menewaskan sedikitnya 70 orang.

Dalam serangannya, ketiga negara mengincar fasilitas-fasilitas militer yang diyakini merupakan pusat pengembangan senjata kimia Suriah. Presiden AS Donald Trump menyatakan serangan tersebut sukses.

"Serangan yang sempurna tadi malam. Terima kasih kepada Prancis dan Kerajaan Inggris atas kebijaksanaan dan kekuatan militer mereka yang baik. Tidak bisa mendapatkan hasil yang lebih baik. Misi selesai!," kata Trump melalui akun Twitternya.

Kendati demikian, Pemerintah Suriah mengecam serangan tersebut. Menurut Damaskus, serangan sekutu dilakukan sebagai balasan atas kekalahan kelompok teroris yang dikendalikan ketiga negara di Ghouta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement