Jumat 27 Apr 2018 12:34 WIB

Sembilan Warga Israel Tewas Terseret Banjir di Gurun

Aparat hingga kini masih melakukan pencarian terhadap korban banjir tersebut.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Israel
Bendera Israel

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Sedikitnya sembilan warga Israel tewas tersapu banjir bandang saat tengah melakukan pendakian di tebing Wadi Tzafit yang terletak di kawasan gurun Negev, selatan Isarel. Korban banjir diduga tengah melakukan perjalanan wisata sekolah saat peristiwa terjadi.

Laporan menyebutkan, delapan dari sembilan korban tewas itu merupakan wanita sementara satu korban sisanya adalan pria. Aparat hingga kini masih melakukan pencarian terhadap korban banjir tersebut.

Pemerintah setempat mengerahkan helikopter, tim SAR hingga militer untuk mencari jasad korban yang masih belum ditemukan. Beruntung, sejumlah pendaki lainnya dapat diselamatkan tim evakuasi dari insiden tersebut.

Baca juga, Israel Berburu Tokoh Penting Hamas

"Dua pendaki ditemukan mengalami hipotermia serta cedera, dan 13 pendaki lainnya berhasil diselamatkan tanpa menderita luka apapun," kata seorang petugas seperti diwartakan New York Times, Jumat (27/4).

Wadi Tzafit merupakan kawasan populer yang kerap digunakan sebagai jalur pendakian wisatawan. Meski demikian, gurun tujuan wisata itu bisa menjadi perangkap bagi pengunjung jika terjadi hujan badai. Aliran air banjir biasa dipasok dari laut mati yang berada dekat dengan kawasan tersebut.

Kementerian Pertahanan dan Pendidikan serta panitia perjalanan akademi menjadi pihak yang bertanggung jawab atas persetujuan program perjalanan yang berakibat fatal tersebut. Kedua lembaga yang saling melempar kesalahan itu dinilai kurang melakukan pengawasan regulasi saat akan mengatur kunjungan lapangan itu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu angkat bicara atas peristiwa tersebut. Dalam sebuah pernyataan resmi, Netanyahi mengatakan jika insiden itu merupakan bencara yang sangat menyedihkan.

"Kami semua berdoa agar mendapatkan kabar baik dari peristiwa tersebut," kata Benjamin Netanyahu.

Sementara, pendakian dilakukan sebagai bagian dari pendekatan diri bagi para peserta program. Seorang petugas kepolisian mengatakan, sekitar 25 anak-anak itu merupakan peserta program yang segera lulus sekolah menengah atas (SMA).

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement