Selasa 08 May 2018 08:59 WIB

Komandan Libya Kampanye untuk Operasi Militer Lawan Oposisi

Komandan militer Libya ingin membebaskan Kota Derna dari kelompok oposisi.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Pertempuran yang terjadi di pangkalan udara Brak El Shati, Libya, Jumat (19/5).
Foto: bbc
Pertempuran yang terjadi di pangkalan udara Brak El Shati, Libya, Jumat (19/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Komandan Libya Khalifa Haftar mengumumkan kampanye 'zero hour' untuk memulai operasi militer dalam upaya membebaskan Kota Derna, pada Senin (7/5). Derna adalah benteng besar terakhir kelompok oposisi dari Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Haftar.

"Zero hour untuk pembebasan Derna telah diberlakukan. Pasukan tentara kami sekarang menargetkan tempat persembunyian mereka," kata Haftar dalam pidatonya di acara parade militer di Benghazi.

"Kami telah memberikan instruksi untuk menghindari korban warga sipil. Upaya perdamaian di Derna telah mencapai jalan buntu," ujarnya.

LNA telah mengepung kota yang terletak antara Benghazi dan Mesir itu, dan telah lama mengancam akan memulai operasi darat di sana. Namun, serangannya sejauh ini terbatas pada pengepungan dengan sesekali melakukan serangan udara dan bombardir.

Derna dikendalikan oleh veteran militan yang dikenal sebagai Derna Mujahideen Shura Council (DMSC). Mesir, yang mendukung LNA, juga telah melakukan serangan udara terhadap kamp pelatihan militan di Derna.

Pada Ahad (6/5) malam, terjadi serangan udara di tenggara Derna yang diikuti dengan bentrokan pada Senin (7/5) pagi di dekat pabrik tepung di timur Derna. Tiga tentara LNA dilaporkan tewas dalam bentrokan itu.

Setelah Libya terbagi menjadi dua kubu yang bersaing di timur dan barat negara itu pada 2014, Haftar mulai muncul sebagai tokoh dominan di timur. Visinya sejalan dengan parlemen dan pemerintah Libya yang berbasis di timur dan menentang pemerintah yang diakui secara internasional di ibu kota Tripoli.

Pada Senin (8/5), dia menghadiri parade militer di Benghazi untuk menandai ulang tahun keempat dimulainya "Operasi Martabat", kampanye di mana LNA memerangi Islamis dan saingan lainnya untuk mengambil alih Benghazi tahun lalu. PBB telah memimpin upaya untuk menstabilkan Libya dan membantu mempersiapkan pemilihan umum di negara itu sebelum akhir tahun ini. Tetapi, kekerasan bersenjata masih umum terjadi di seluruh negeri.

Titik tempur lainnya adalah kota selatan Sabha, tempat pertempuran antara kelompok-kelompok komunal yang terkait dengan konflik yang lebih luas telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Pada Ahad (6/5), tiga anak di Sabha tewas dan lima orang termasuk orang tua mereka terluka oleh tembakan, menurut manajer Sabha Medical Center.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement