Kamis 10 May 2018 15:53 WIB

Trump: Kim Jong-un akan Membawa Korut ke Dunia Nyata

Korut membebaskan tiga warga negara AS yang ditahan

Rep: Marniati/Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Presiden AS Donald Trump
Foto: thesource.com
Presiden AS Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump menyambut tiga mantan tawanan AS yang mendarat di pangkalan militer dekat Washington pada Kamis (10/5). Tiga tahanan AS ini dibebaskan oleh Korea Utara (Korut).

Dalam pernyataan persnya, Trump juga menyampaikan terima kasih kepada pemimpin Korut Kim Jong-un atas pembebasan para tahanan ini. Trump dan istrinya naik ke pesawat, yang tiba sekitar pukul 2:40 pagi waktu setempat. Ia berjabat tangan dengan para tahanan dan melambaikan tangan ke media dan personil militer.

"Terus terang kami tidak berpikir itu akan terjadi ," kata Trump setelah berterima kasih kepada Kim.

Trump mengaku yakin bahwa Kim akan membawa Korut "ke dunia nyata". Ia berharap akan ada terobosan besar pada pertemuan yang direncanakan antara ia dan Kim.

Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan ketiga tahanan itu akan dibawa ke Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed di Maryland untuk evaluasi medis lebih lanjut.

Mereka adalah misionaris Korea-Amerika Kim Dong-chul, ditahan pada 2015; Kim Sang-duk, yang juga dikenal sebagai Tony Kim, menghabiskan satu bulan mengajar di Universitas Sains dan Teknologi Pyongyang yang didanai asing (PUST) sebelum dia ditangkap pada 2017; dan Kim Hak-song, yang juga mengajar di PUST dan ditahan tahun lalu.

"Kami ingin menyampaikan penghargaan mendalam kami kepada pemerintah Amerika Serikat, Presiden Trump, Menlu Pompeo, dan orang-orang Amerika Serikat yang membawa kami pulang," kata tiga orang tahanan itu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri.

Media negara Korut mengatakan tiga warga AS itu ditangkap karena melakukan tindakan bermusuhan terhadap pemerintah.

Sebelumnya, orang Amerika yang dibebaskan oleh Korut adalah Otto Warmbier, seorang mahasiswa berusia 22 tahun. Ia kembali ke AS dalam keadaan koma musim panas lalu setelah 17 bulan ditahan dan meninggal beberapa hari kemudian.

Kematian Warmbier semakin meningkatkan ketegangan AS-Korut, yang sudah terjadi karena uji coba rudal Pyongyang. Pembebasan tahanan AS ini menimbulkan rasa optimis bahwa Kim akan menunda uji coba rudal dan menutup situs uji coba bom nuklir.

Seorang pejabat AS, mengatakan Singapura kemungkinaan akan menjadi lokasi untuk KTT Kim dan Trump.

Pembebasan tahanan juga memberi Trump kesempatan untuk mengumumkan pencapaian diplomatik segera setelah keputusannya untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran. Juga tidak ada tanda bahwa kunjungan Pompeo telah membereskan masalah terkait rudal nuklir yang mungkin mengancam Amerika Serikat.

Trump memuji kampanye tekanan maksimumnya untuk Korut. Trump juga telah berjanji untuk tetap memberlakukan sanksi sampai Pyongyang mengambil langkah konkret untuk denuklirisasi.

"Kami telah menyempurnakan kemampuan nuklir kami. Adalah kebijakan kami untuk memusatkan semua upaya ke dalam kemajuan ekonomi. Ini bukan hasil dari sanksi yang telah dipaksakan dari luar," ujar Direktur Departemen Front Bersatu Korea Utara, Kim Yong Chul.

Seorang ahli Asia di Pusat Studi Strategis dan Internasional, Bonnie Glaser, mengatakan pembebasan itu bukan prakondisi eksplisit untuk pertemuan Trump-Kim. Korut memahami bahwa mereka harus membebaskan tahanan untuk setiap kemajuan yang harus dibuat.

"Korut masih belum mengatakan apa-apa untuk menunjukkan bahwa mereka bersedia menyerahkan senjata nuklir mereka, belum lagi secara permanen dan dapat dibuktikan. Kami tidak memiliki kejelasan tentang niat Kim," katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement