Jumat 18 May 2018 09:50 WIB

Polisi Sita Ratusan Tas Mewah Najib Razak

Selain mewah, polisi juga menemukan 72 tas bagasi berisi uang tunai dan perhiasan.

Rep: Winda Destiana Putri/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas kepolisian berkumpul di luar kediaman mantan PM Malaysia Najib Razak, Kamis (17/5). Polisi menggeledah rumah Najib selama enam jam mencari bukti pencucian uang.
Foto: AP
Petugas kepolisian berkumpul di luar kediaman mantan PM Malaysia Najib Razak, Kamis (17/5). Polisi menggeledah rumah Najib selama enam jam mencari bukti pencucian uang.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pihak Kepolisian Diraja Malaysia menyita 284 tas mewah termasuk merek Hermes dan Birkin dalam operasi di tiga apartemen mewah. Operasi yang dilakukan sejak kemarin itu merupakan bagian dari investigasi atas skandal mega korupsi 1 Malaysia Development Berhad (1MDB) yang menyeret mantan Perdana Menteri Najib Razak.

Selain tas tangan, polisi juga menemukan 72 tas bagasi berisi uang tunai dan perhiasan. Apartemen yang diketahui telah digeledah polisi itu berada di Bukit Bintang. Namun polisi tidak menyebut kepemilikan apartemen tersebut.

Amar Singh, selaku Direktur Commercial Crime Investigation Department (CCID) Kepolisian Federal Malaysia, mengatakan dia belum bisa memberikan perkiraan nilai barang-barang sitaan tersebut. Dengan alasan jumlah barang yang terlalu banyak.

(Baca: Anwar Ibrahim Ingin Najib Razak Segera Dipenjara)

Selain melakukan penggeledahan di Apartemen, polisi juga akan menyasar kantor Najib Razak, kediaman resmi dan empat rumah yang pernah dihuni Najib. Pada saat penggeledahan, apartemen dalam keadaan kosong. Itu semakin memudahkan polisi untuk mencari barang-barang terkait skandal. "Kami akan segera mengumumkan detail barang yang didapatkan kemarin," kata dia dilansir laman Free Malaysia Today, Jumat (18/5).

Amar menambahkan, petugas juga menyita beberapa dokumen terkait investigasi skandal 1 MDB di hari sebelumnya. Pengacara Najib menyebut penggeledahan tersebut ilegal. Namun kepolisian menegaskan itu berlangsung sesuai prosedur.

"Kami melakukannya sedetail mungkin. Tidak mengganggu siapapun. Skandal ini merupakan kasus besar, jadi kami memerlukan waktu lebih untuk penggeledahan. Tetapi itu sudah sesuai prosedur di kepolisian Malaysia," tegas Amar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement