Sabtu 09 Jun 2018 17:38 WIB

AS Percepat Penyelidikan Skandal 1MDB

AS juga bertukar lebih banyak bukti dengan pihak berwenang Malaysia.

Karikatur pengusaha Jho Low yang menjadi buronan pemerintah Malaysia. Jho Low disebut menjadi salah satu aktor utama dalam skandal 1MDB
Foto: The Star
Karikatur pengusaha Jho Low yang menjadi buronan pemerintah Malaysia. Jho Low disebut menjadi salah satu aktor utama dalam skandal 1MDB

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penyelidik Amerika Serikat (AS) mempercepat penyelidikan terhadap dana kekayaan negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) sejak mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak kalah dalam pemilihan umum pada bulan lalu. Tiga sumber yang mengetahui langsung penyelidikan tersebut mengatakan mereka juga bertukar lebih banyak bukti dengan pihak berwenang Malaysia.

Setidaknya enam negara, termasuk Malaysia, Amerika Serikat dan Swiss, menyelidiki tuduhan Najib dan rekannya mengantongi bagian dari 4,5 miliar dolar AS, yang diduga dicuri dari dana permodalan kelolaan negara. Penyelidikan itu semakin gencar sesudah Najib tanpa diduga kalah dalam pemilihan umum pada 9 Mei.

Najib bersikeras membantah melakukan kesalahan sehubungan dengan dugaan korupsi melibatkan 1MDB tersebut. Biro Penyelidikan Pusat meyakini pemerintah baru Malaysia lebih bersedia bekerja sama. Sedangkan petugas Amerika Serikat melihat pemerintah Najib giat menghalangi penyelidikan tersebut.

Jaksa Amerika Serikat mempertimbangkan kemungkinan menuntut Najib atau rekannya. Mereka lebih suka Malaysia yang mengajukan tuntutan pidana terhadap pejabat Malaysia.

"Begitulah sebaiknya cara kerjanya," kata penegak hukum Amerika Serikat.

photo
Mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak memenuhi panggilan Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) pada Selasa (22/5).

Najib mempertahankan mantan Jaksa Agung Amerika Serikat John Ashcroft dan badan pengacara New York, David Boies, untuk mewakilinya sehubungan dengan penyelidikan Amerika Serikat itu. Dalam serangkaian penyitaan harta pada tahun lalu, jaksa Amerika Serikat di naskah pengadilan menduga sebagian uang curian dari 1MDB dimasukkan ke dalam rekening pribadi, yang diketahui sebagai "Pejabat Malaysia 1".

Sejak kekalahan Najib dalam pemilihan umum, pemerintah baru Malaysia gencar memulihkan miliaran dolar, yang diduga disedot dari 1MDB. Pemerintah itu mempertimbangkan mengharapkan pemerintah Amerika Serikat meminta bank investasi Goldman Sachs mengembalikan hampir 600 juta dolar AS dalam biaya perolehannya dari obligasi untuk dana kekayaan pemerintah tersebut.

Tidak ada permintaan resmi, tapi pejabat tinggi giat membahas rencana di dalam pemerintahan. Penerus Najib, Perdana Menteri Mahathir Mohamad, menyatakan Malaysia juga berusaha menangkap pemodal Low Taek Jho, tokoh utama dalam skandal tersebut, yang memberi saran bagi permodalan dan kesepakatan perundingan 1MDB.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement