REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA -- Tas desainer ternama, sepatu dan perhiasan bermerek termasuk di antara barang-barang yang disita oleh polisi dari sebuah rumah yang dikabarkan milik Datuk Seri Najib Tun Razak.
Menurut sebuah sumber, barang-barang itu mirip dengan yang disita sebelumnya dari kediaman resmi perdana menteri tapi dengan model yang sedikit lebih lawas.
Polisi masih menghitung nilai dari barang-barang mewah itu.
Pencarian pada Senin (11/6) siang diyakini terkait dengan investigasi yang sedang berlangsung mengarah ke skandal 1MDB. Petugas CID bahkan sudah menyisir rumah tersebut mencari dokumen terkait skandal yang merugikan negara.
Beberapa kotak diangkut dari rumah dan ditempatkan di van putih. Tim polisi pergi sekitar pukul 15.10 sore. Setidaknya lima personel tersisa untuk menjaga rumah.
Sebelumnya, polisi juga menggeledah rumah lain di Distrik 11.
Ketika dihubungi, kepala divisi Senior Asst Comm Datuk Khalil Azlan Chik menegaskan, penggeledahan itu terhubung ke 1MDB. "Kami melihatnya sebagai aspek pencucian uang," katanya.
Dia menolak untuk mengatakan jika penggerebekan lain akan dilakukan. Sementara itu, China Press melaporkan, polisi telah memberikan nilai uang untuk 433 jam tangan yang disita hampir sebulan lalu dari unit apartemen milik Najib dan keluarganya di Pavilion Residences. Ini termasuk jam Rolex senilai 3,5 juta Ringgit Malaysua, sementara jam tangan Cecil Purnell mewah lainnya diperkirakan 1,2 juta ringgit Malaysia.
China Press mengatakan, polisi terkejut ketika penilai profesional memberi tahu mereka tentang nilai dari arloji. Merek-merek mewah lainnya yang disebutkan dalam artikel itu juga termasuk Philippe dan arloji Richard Mille.
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad telah menyatakan niatnya untuk mempertahankan jabatannya di pemerintahan selama dua tahun. Ia menekankan, pemerintahannya akan memprioritaskan upaya untuk mengembalikan kekayaan dan menyelamatkan perekonomian negara selama dua tahun ke depan.
“Itulah prioritas saya, untuk memulihkan kekayaan dan perekonomian, serta membuat negara menjadi progresif," kata Mahathir dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Sinar Harian di Perdana Leadership Foundation baru-baru ini, seperti dilaporkan laman Channel News Asia, Ahad (10/5).
Namun, menurutnya, dua tahun itu bukan jangka waktu, tetapi rencana awal yang mungkin bisa dicapai lebih cepat, tergantung pada keadaan. Jika memungkinkan, dalam waktu dekat, Mahathir ingin mengatasi semua masalah yang dihadapi Malaysia.
"Uang tidak penting jika saya berhasil. Yang penting adalah kepuasan kerja. Ini yang saya tekankan," tambah dia.