Kamis 12 Jul 2018 18:18 WIB

Amnesty Minta Investigasi Penyiksaan Tahanan di Yaman

Amnesty internasional menemukan penyiksaan tahanan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Penjara   (ilustrasi)
Foto: AP/Rick Bowmer
Penjara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Amnesty Internasional (AI) meminta pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) untuk melakukan investigasi independen terkait laporan penyiksaan pada sebuah fasilitas tahanan di Yaman. Amnesty menyebut UAE dan pemerintah Yaman telah melakukan penyiksaan terhadap tahanan.

Amnesty mengatakan, investigasi yang dilakukan pada Maret 2016 hingga Mei 2018 menemukan jika penyiksaan itu dilakukan pada sebuah fasilitas yang berada di provinsi selatan. Kota-kota seperti Aden, Lahj, Abyan, Shabwa, dan Hadramout terdokumentasi melakukan penyiksaan seperti pemukulan, penyetruman, hingga kekerasan seksual terhadap tahanan.
 
"Secara diam-diam UEA mengoperasikannya di Yaman selatan yang tampaknya telah menciptakan struktur keamanan paralel di luar hukum di mana pelanggaran yang mengerikan terus berlangsung tanpa terkendali,” kata Direktur Penanggulangan Krisis di AI Tirana Hassan.
 
Hassan mengatakan, investigasi dilakukan terhadap tahanan yang telah dilepaskan serta keluarga mereka yang dilaporkan hilang diseantero Yaman. Dia mengungkapkan, terdapat 51 kasus penculikan yang terjadi pada Maret 2016 hingga Mei 2018. Hingga saat ini 19 orang masih nyatakan hilang.
 
"Pelanggaran yang terjadi dalam konteks konflik bersenjata di Yaman, seharusnya diinvestigasi sebagai kejahatan perang," kata Tirana Hassan.
 
Amnesty juga telah meminta Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu dekat UEA untuk berbuat lebih banyak guna memastikan Washington tidak mendapatkan informasi apapun melalui penyiksaan tersebut. Amnesty juga meminta AS untuk mempromosikan kepatuhan terhadap hukum Hak Asasi Manusia (HAM).
 
Amnesty meminta AS untuk menunda sementara pengumpulan intelejen yang dilakukan bersama dengan UEA serta menghentikan pasokan senjata kepada mereka. Di saat yang bersamaan, Amnesty meminta pemerintah UEA untuk segera menghentikan penyiksaan dan membebaskan para tahanan.
 
Pemerintah UEA mengaku tidak pernah mengoperasionalkan penjara atau fasilitas penahanan apapun di Yaman. Mereka mengatakan, penjara yang berada di Yaman berada di bawah kendali pemerintah setempat. Kedua pemerintah juga menyangkal telah melakukan penyiksaan kepada tahanan.
 
UEA berpendapat, laporan terkait penyiksaan tahanan itu bermotif politik. Mereka mengatakan, laporan diadakan guna melemahkan upaya Yaman sebagai bagian koalisi arab untuk mendukung pemerintahan di Yaman yang dipimpin Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi melawan milisi Houti yang didukung Iran.
 
"UEA mendesak pemerintah Yaman untuk melakukan investigasi independen terkait masalah tersebut untuk kemudian menindaklanjutinya dengan segera," kata otoritas UAE dalam sebuah pernyataan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement