REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kepala Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia Azharuddin Abdul Rahman mundur dari jabatannya pada Selasa (31/7). Keputusan itu dia ambil setelah laporan investigasi hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 yang menyebut adanya penyimpangan oleh pusat kontrol lalu lintas udara di Kuala Lumpur.
Azharuddin mengatakan, laporan final tentang hilangnya MH370 yang diterbitkan pada Senin (30/7) menyoroti kegagalan kontrol lalu lintas udara untuk mematuhi prosedur operasi standar.
Dalam konteks ini, pengendali lalu lintas udara disebut gagal memulai tahap darurat standar serta tak ada catatan bahwa mereka mengambil tindakan apa pun untuk memperingatkan angkatan udara agar terus mengawasi layar radar.
Namun dalam laporan itu tak dinyatakan secara tegas bahwa otoritas penerbangan sipil Malaysia bertanggung jawab atas hilangnya MH370. Kendati demikian, Azharuddin tetap memutuskan mengundurkan diri.
"Oleh karena itu, dengan penyesalan dan setelah banyak pemikiran serta perenungan, saya telah memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai kepala otoritas penerbangan sipil Malaysia efektif 14 hari dari tanggal pemberitahuan pengunduran diri yang saya umumkan hari ini," katanya.
Baca juga, Penyebab Hilangnya MH370 Masih Misteri.
Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke mengatakan, komite internal akan dibentuk untuk memberikan rekomendasi dan kemungkinan tindakan yang dapat diambil terhadap pengendali lalu lintas udara yang bertugas ketika MH370 menghilang.
Pesawat Malaysia Airline MH370 hilang pada Maret 2014. Pesawat dengan rute Kuala Lumpur-Beijing ini mengangkut 227 penumpang dan 12 awak. Pesawat tersebut diperkirakan telah berpindah ribuan mil jauhnya dari Samudra Hindia selatan sebelum membentur pantai Australia Barat.
Pada Januari lalu Pemerintah Malaysia menyetujui upaya terbaru untuk menemukan puing-puing atau bangkai pesawat Malaysia Airlines MH370 di Samudera Hindia. Misi pencarian ini dilakukan oleh perusahaan eksplorasi dasar laut asal Amerika Serikat (AS) Ocean Infinity.
Ocean Infinity menanggung semua biaya selama proses pencarian bangkai pesawat dilakukan. Perusahaan itu hanya akan menerima bayaran dari Pemerintah Malaysia jika betul-betul berhasil menemukan bangkai MH370. Namun upaya pencarian itu pun tak membuahkan hasil.
Pemerintah Malaysia akhirnya memutuskan menghentikan proses pencarian pada akhir Mei lalu. Upaya pencarian baru akan dilanjutkan bila bukti atau petunjuk-petunjuk baru terungkap.