Senin 10 Sep 2018 17:58 WIB

Bannon: Trump Hadapi Ancaman 'Kudeta'

Ada kalangan di Partai Republik yang disebut tak suka dengan Trump.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan kepala strategi Gedung Putih Steve Bannon menyebut pemerintahan Donald Trump menghadapi potensi kudeta. Pernyataannya muncul setelah New York Times menerbitkan sebuah kolom dengan nama penulis anonim yang mengklaim bekerja di internal pemerintahan untuk menumbangkan Trump.

“Apa yang Anda lihat hari itu seserius yang bisa terjadi. Ini adalah serangan langsung terhadap lembaga-lembaga. Ini kudeta, oke,” ujar Bannon ketika diwawancara Reuters, dikutip laman the Straits Times.

Menurut Bannon ada kalangan di Partai Republik yang menganggap Trump tak cocok memimpin AS. “Ada komplotan rahasia dari tokoh-tokoh Republik yang yakin Donald Trump tidak cocok untuk menjadi presiden AS,” ujarnya.

Sebuah kolom yang diterbitkan New York Times telah memicu gejolak di Gedung Putih. Penulis, yang merahasiakan identitasnya, mengecam amoralitas Trump. Penulis itu menyatakan banyak pejabat senior di pemerintahan Trump yang bekerja dengan giat dari dalam untuk menggagalkan bagian-bagian dari agenda serta kecenderungan buruk sang presiden.

Lihat juga, Pemerintahan Trump Diguncang Perlawanan Orang Dalam.

Pekan lalu Trump telah meminta Departemen Kehakiman untuk mengusut dan mencari tahu penulis kolom tersebut. Ia pun menuntut New York Times, dengan alasan keamanan nasional, menyerahkannya kepada pemerintah.

Sementara itu, Wakil Presiden AS Mike Pence menyebut adanya potensi risiko keamanan nasional terkait dengan munculnya kolom tersebut. Ia menduga penulis anonim itu bekerja di bidang keamanan nasional AS.

“Kami akan mencaritahu apakah ada aktivitas kriminal yang terlibat. Saya pikir perhatian presiden adalah bahwa individu ini mungkin memiliki tanggung jawab di bidang keamanan nasional,” ujar Pence.

The Guardian melaporkan, semua anggota kabinet Trump telah ditanyai tentang kolom di New York Times tersebut. Namun mereka bungkam dan menyangkal terlibat.

Sebelumnya, Gedung Putih juga telah diguncang oleh buku berjudul “Fear” karya wartawan kondang AS Bob Woodward. Dalam buku yang rencananya dirilis pada 11 September mendatang, Woodward menukil percakapan antara Trump dan Menteri Pertahanan AS James Mattis.

Gambaran percakapan itu ia dapatkan dari sumber-sumber di lingkungan internal Gedung Putih. Namun Woodward memang tak mengungkap bagaimana dia mendapatkan informasinya.

Berdasarkan pemaparan yang tertera di buku tersebut, tahun lalu, Trump memerintahkan Mattis untuk membunuh Presiden Suriah Bashar al-Assad. Perintah itu dikeluarkan setelah Suriah dituduh melancarkan serangan senjata kimia yang mengorbankan warga sipil pada April 2017.

Mattis pun mengatakan kepada Trump bahwa dia akan melaksanakan perintah tersebut. Namun belakangan Mattis tak melakukannya.  Ia justru menjalankan rencana serangan udara terbatas yang hasilnya tidak mengancam Assad sama sekali.

Dalam buku itu ditulis, Mattis sempat mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa Trump bertindak seperti anak kelas lima atau enam sekolah dasar.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (4/9), Mattis menepis informasi diungkap buku Woodward. Ia mengatakan, kata-kata ejekan dan penghinaan terhadap Trump yang dilontarkannya dalam buku itu tak pernah terucap langsung dari mulutnya. Trump sendiri menyangkal informasi yang disajikan buku Woodward. Ia menyebut kisah-kisah yang tertera di buku itu sebagai fiksi.

 Woodward adalah jurnalis kondang AS. Pada 1970-an, ia berhasil mengungkap skandal Watergate yang menyeret presiden AS kala itu, Richard Nixon. Laporan investigasinya yang dipublikasikan di Washington Post akhirnya memaksa Nixon mundur dari jabatannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement