Selasa 23 Oct 2018 12:06 WIB

Qahtani Diduga Perintahkan Pembunuhan Khashoggi Lewat Skype

Qahtani adalah orang yang mengelola media sosial MBS.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Jamal Khashoggi
Foto:
Gambar ini diambil dari video CCTV yang diperoleh oleh penyiar Turki TRT World pada Ahad (21/10/2018), konon menunjukkan wartawan Saudi Jamal Khashoggi melewati pemeriksaan sebelum menuju konsulat Saudi, di Istanbul, sebelum masuk, Selasa, (2/10/2018).

Sumber-sumber keamanan Turki mengatakan Khashoggi ditangkap sesaat setelah masuk ke dalam konsulat oleh 15 agen intelijen Saudi pada 2 Oktober lalu. Qahtani diduga dihubungkan melalui aplikasi Skype ke ruangan tempat Khashoggi ditahan.

Dia mulai menghina Khashoggi melalui saluran telepon video itu. Menurut sumber-sumber Arab dan Turki, Khashoggi sempat menjawab penghinaan Qahtani. Namun ia tidak cukup kuat untuk melawan tim elite Saudi yang menangkapnya di dalam konsulat.

Sumber intelijen Turki menyampaikan, Qahtani mengatakan kepada anak buahnya untuk membuang Khashoggi. "Bawakan saya kepala anjing itu," ujar Qahtani. Tidak jelas apakah Qahtani mengawasi seluruh proses pembunuhan Khashoggi.

Sumber Arab dan sumber intelijen Turki mengatakan rekaman audio dari sambungan Skype yang dilakukan Qahtani sekarang telah berada di tangan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Erdogan menolak untuk memberikannya ke Amerika.

Pejabat senior Saudi yang membeberkan bahwa Khashoggi telah berkelahi di dalam konsulat, mengatakan dia belum mendengar tentang Qahtani yang muncul melalui Skype, tetapi penyelidikan Saudi sedang berlangsung.

Qahtani (40 tahun) memiliki reputasi cukup baik di dalam negeri sebagai penegak peraturan MBS. Di blog dan di media sosial, beberapa jurnalis dan aktivis Saudi yang liberal menjulukinya Steve Bannon versi Saudi, karena manipulasi agresifnya terhadap media dan perannya di belakang layar sebagai pembuat strategi.

Menurut biografi di akun Twitter pribadinya, Qahtani belajar hukum dan mendapatkan pangkat kapten di angkatan udara Saudi. Setelah meluncurkan sebuah blog, ia menarik perhatian Khaled al-Tuwaijri, mantan kepala istana, yang menyewanya pada awal 2000 untuk menjalankan tugas mengatur media elektronik dengan tujuan melindungi citra Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement