Senin 05 Nov 2018 16:07 WIB

Terungkap Isi WA Qahtani ke Khashoggi Sebelum Pembunuhan

Qahtani disebut sebagai dalang di balik pembunuhan Kashoggi.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Jamal Khashoggi
Foto:
Gambar ini diambil dari video CCTV yang diperoleh oleh penyiar Turki TRT World pada Ahad (21/10/2018), konon menunjukkan wartawan Saudi Jamal Khashoggi melewati pemeriksaan sebelum menuju konsulat Saudi, di Istanbul, sebelum masuk, Selasa, (2/10/2018).

Erdogan mempertanyakan keberadaan jasad Khashoggi, identitas "kolaborator lokal" , dan otak yang memerintahkan pembunuhan. "Sayangnya, pihak berwenang Saudi telah menolak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu," kata Erdoğan.

Ia berjanji akan terus mempertanyakan hal itu. Menurutnya hal tersebut sangat penting untuk penyelidikan Turki dalam kasus pembunuhan ini.

Pada Rabu, kantor kejaksaan Istanbul merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi Saud al-Mojeb dan delegasi yang menyertainya yang datang ke Turki telah ditanya terkait keberadaan jasad Khashoggi dan perintah pembunuhan.

Kantor kejaksaan menegaskan, kembali permintaan Turki untuk mengekstradisi para tersangka yang ditangkap oleh Arab Saudi. Ini mengingat bahwa TKP berada di Turki dan pejabat Turki berwenang untuk melakukan penyelidikan.

"Paling tidak, dia layak dimakamkan sesuai dengan agama Islam. Kami berutang kepada keluarga dan teman-temannya, termasuk mantan rekannya di Post, untuk memberi mereka kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal dan memberi hormat kepada laki-laki yang terhormat ini, "kata Erdogan.

Upaya Turki untuk mengungkap kasus ini terus dipuji oleh komunitas internasional, yang terbaru datang dari Iran. Iran mengatakan bahwa pemerintah Turki telah menunjukkan kinerja yang sangat baik.

Haşmetullah Felhetpişe, kepala keamanan nasional dan komisi kebijakan luar negeri Parlemen Iran, mengatakan komunitas internasional mengaku hormat kepada Presiden Erdoğan dan pemerintah Turki  atas tindakannya dalam kasus Khashoggi.

"Turki harus menggali lebih dalam kasus ini dan menyelesaikannya. Jika para pelaku kasus Khashoggi  terbongkar, maka kita harus berurusan dengan kasus pembunuhan yang lebih besar di kawasan itu," kata Felahetpie.

Sementara itu, mantan kepala intelijen Arab Saudi, Pangeran Turki bin Faisal Al Saud, yang sebelumnya sebagai konsultan Khashoggi dilarang memberikan konferensi di Universitas Harvard. Pihak universitas menyebutkan pembatalan itu karena kasus Khashoggi. "Karena kasus Khashoggi, itu bukan waktu yang tepat," kata pihak universitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement