REPUBLIKA.CO.ID, TAIWAN -- Amerika Serikat mengirim dua kapal perang melintasi Selat Taiwan pada Kamis (25/1) dalam operasi serupa yang pertama kali untuk tahun ini. Sementara itu, tingkat frekuensi persinggahan di jalur perairan strategis tersebut meningkat di tengah ketegangan dengan Cina.
Pelayaran tersebut meningkatkan risiko ketegangan lebih lanjut dengan Cina, yang memandang Taiwan sebagai wilayahnya. Cina tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mengendalikan pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan dalam pernyataan pada Kamis petang, kapal-kapal tersebut bergerak ke arah utara dan bahwa pelayaran mereka dilakukan mengikuti aturan. Disebutkan bahwa Taiwan memantau dengan ketat operasi tersebut guna memastikan "keamanan laut dan kestabilan regional."
Langkah tersebut dapat dipandang oleh Taiwan sebagai pertanda dukungan dari pemerintah Presiden Amerika Serikat Donald Trump di tengah merebaknya pergesekan antara Beijing dan Taipei. Cina melakukan tekanan terhadap Taiwan sejak Presiden Tsai Ing-wen dari partai pro-demokrasi menduduki jabatannya pada 2016.
Secara rutin, Cina mengirim pesawat -pesawat militer dan kapal perang untuk mengitari pulau tersebut dalam latihan militer selama beberapa tahun silam. Beijing mengirim sejumlah pesawat pengebom ke Kanal Bashi yang memisahkan Taiwan dan Filipina pada Kamis, menurut Kementerian Pertahanan Taiwan dalam pernyataan yang terpisah.
Operasi serupa oleh Cina dilakukan pada Selasa, kata kementerian, dan kedua aksi itu diawasi dengan ketat. Presiden China Xi Jinping sebelumnya pada Januari mengatakan bahwa Cina menyimpan haknya untuk menggunakan kekuatan guna membawa Taiwan ke dalam kendalinya.
Sebagai tanggapannya, Presiden Tsai bersumpah untuk mempertahankan demokrasi di pulau tersebut serta menyerukan dukungan internasional untuk melindungi jalan hidup Taiwan. Trump baru-baru ini menandatangani pengesahan Undang-Undang Inisiatif Jaminan Asia (Asia Reassurance Initiative Act), yang menegaskan kembali janji pemerintah AS terhadap Taiwan termasuk dalam penjualan senjata.
Washington tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan, namun terikat hukum untuk membantu pertahanan sendiri dan sebagai sumber utama persenjataan.