Sabtu 02 Feb 2019 16:13 WIB

Australia Dilanda Banjir yang Terjadi Seabad Sekali

Di Tasmania, ratusan ribu hektare lahan terbakar.

Lahan pertanian terendam banjir di Queensland
Foto: AP
Lahan pertanian terendam banjir di Queensland

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sekali dalam seabad, banjir yang melanda sebagian wilayah negara bagian Queensland di Australia timur diperkirakan memburuk. Sebagian warga diungsikan.

Badan cuaca mengeluarkan pernyataan terkait banjir yang melanda wilayah tersebut. Badan cuaca memperingatkan hujan lebat di kawasan tersebut.

"Sebagian warga sudah diungsikan setelah hujan lebat turun berhari-hari di wilayah pesisir Townsville yang terletak di utara Queensland," kata juru bicara Biro Meteorologi.

Adam Blazak, seorang prakirawan cuaca di biro tersebut tidak menjelaskan berapa banyak warga yang diungsikan. Namun, ia menambahkan bahwa sebagian wilayah telah tergenang banjir cukup dalam.

"Biasanya musim hujan sangat deras akan turun beberapa hari saja, tapi yang ini sudah lebih dari seminggu dan diperkirakan akan berlanjut selama beberapa hari lagi," katanya.

Hujan dengan deras antara 150 mm hingga 200 mm diperkirakan akan mengguyur Townsville selama Sabtu. Ini setara dengan curah hujan selama satu bulan.

Pemerintah daerah telah memperingatkan kemungkinan banjir pada Sabtu pagi dan meminta penduduk untuk menghindari jalan raya yang diperkirakan keadaannya bakal memburuk.

Queensland utara merupakan daerah cadangan seng, juga memiliki kandungan perak, tembaga, biji besi, timah. Sementara, Townsville adalah kota utama untuk pusat pemrosesan logam. 

Kebalikannya di negara bagian Tasmania, di selatan terjadi kebakaran hutan yang hampir mengenai lahan seluas 190.000 hektare, kata petugas. Chris Arnold, kepala Pemadam Kebakaran Tasmania pada Sabtu mengatakan hampir 600 personel dikerahkan untuk mengendalikan kebakaran, sebagian sudah terbakar selama berminggu-minggu dan menghancurkan sejumlah rumah.

Arnold mengatakan kepada wartawan dalam beberapa hari terakhir bagus untuk memadamkan kobaran api. Namun, ancaman udara panas dan kering pada Ahad diperkirakan bisa meningkatkan kebakaran lagi.

Australia mencatat rekor bulan terpanas pada Januari dan diperkirakan terus berlangsung hingga April dan cuaca tersebut memicu kelangkaan daya dan di sejumlah tempat tarif listrik melonjak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement