REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS – Mayoritas seluruh daerah di Venezuela, termasuk Ibu Kota Caracas mengalami pemadaman listrik selama lima hari, hingga Senin (11/3). Akibatnya, masyarakat makin kesulitan memperoleh air dan makanan.
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menyalahkan Amerika Serikat (AS) sebagai dalang pemadaman. Maduro menuduh AS melakukan sabotase terhadap bendungan pembangkit listrik.
Pemadaman makin meningkatkan rasa frustasi masyarakat. Setelah mereka mesti menghadapi kekurangan jatah makanan dan obat-obatan. Penyebabnya tak lain tak bukan ialah hiperinflasi pada negara kaya minyak itu.
Pemadaman berdampak pada basinya makanan yang sudah disimpan warga di kulkas. Kemudian rumah sakit yang mesti berjuang menghidupkan peralatannya. Bahkan demi mendapat air, warga rela mencarinya langsung di pegunungan.
"Hal ini membuatku gila. Pemerintah tidak ingin disalahkan atas minimnya perawatan selama bertahun-tahun," kata warga Caracas, Naile Gonzalez.
Diduga, jaringan listrik disana kurang mengalami perawatan karena tak ada investasi. Larangan impor mempengaruhi stok suku cadang dan mayoritas teknisi dianggap sudah pergi meninggalkan negara tersebut.