Rabu 10 Apr 2019 13:21 WIB

Korut Dilaporkan Coba Jual Alat Militer ke Taiwan

Taiwan tengah mencari kontraktor militer

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Parade Militer Korut
Parade Militer Korut

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL--  Media Taiwan melaporkan Korea Utara (Korut) mencoba menjual teknologi kapal selam kepada Taiwan pada 2016. UP Media melaporkan perusahaan perdagangan Taiwan 'yang kerap membuat kesepakatan dengan Korea Utara' memberikan notifikasi ke militer setempat.

Mereka kerap didekati Korut mengenai penjualan senjata. Dilansir AP, pada Rabu (10/4), UP Media memberitakan sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan penawaran Korut tersebut diajukan tiga tahun yang lalu.

Baca Juga

Laporan UP Media juga menyebutkan perusahaan itu menerima 'mandat' dari komisi pertahanan Korut. Entitas Taiwan tersebut juga menerima dokumen kapal selam 'kelas-hiu dan kelas-salmon'.

Kepada perusahaan Taiwan tersebut Korut juga mengatakan mereka berniat menjual teknologi air-independent propulsion (AIP), sebuah teknologi propulsi kelautan yang membuat kapal selam non-nuklir dapat beroperasi tanpa oksigen. 

Menurut UP Media, pakar kapal selam Taiwan sempat berkunjung ke perbatasan kota di Cina, Dandong untuk bertemu dengan perwakilan Korut. Tapi kesepakatan tersebut tidak dapat dilanjutkan karena sanksi Amerika Serikat (AS) dan masyarakat internasional terhadap Korut.

Menurut direktur China Power Project Pusat Studi Hubungan dan Strategi Internasional Bonnie Glaser di Radio Free Asia sangat sedikit kemungkinannya Taiwan akan membeli teknologi kapal selam Korut. Taiwan memang sedang mencari kontraktor militer.

Pada 2016, mereka mulai berniat untuk membangun kapal selam, tepat ketika Tsai Ing-wen terpilih sebagai presiden.

Wilayah otonom Cina itu berharap dapat menyelesaikan perancangan kapal selam yang baru pada Maret 2020 dan menyelesaikan kapal selam itu pada 2025. Tujuan akhirnya untuk membangun delapan kapal selam.

Sanksi AS dan masyarakat internasional membatasi perdagangan Korut. Pada Selasa lalu, situs propaganda Korut Uriminzokkiri mengutuk embargo tersebut. Mereka juga mengkritik Korea Selatan (Korsel) karena gagal mencabut sanksi Korut.

Uriminzokkiri juga menyerang Seoul karena mengungkapkan kondis rel kereta api Korut ke masyarakat Korsel. Seoul melaporkan berdasarkan pemeriksaan proyek antar-Korea kondisi rel kereta Korut sangat buruk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement