REPUBLIKA.CO.ID, BAGDAD -- Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Iran untuk Urusan Politik, Abbas Araghchi, menuturkan negaranya siap menggelar pembicaraan dengan semua negara Teluk Persia. Namun, dia juga menegaskan bahwa tidak ada pembicaraan langsung maupun tidak langsung dengan Amerika Serikat (AS).
"Tetapi (kami) siap untuk bernegosiasi dengan tiap negara di Teluk Persia demi hubungan yang berimbang dan konstruktif berdasarkan sikap yang saling menghormati dan menguntungkan," kata dia seperti dilansir dari Sputnik News, Senin (27/5).
Arachci mengaku baru saja melakukan perjalanan diplomatik ke Oman, dan kemudian akan berangkat lagi ke Kuwait dan Qatar. Ia dilaporkan akan membahas perkembangan internasional, terutama di sekitar Teluk Persia baru-baru ini.
Menlu Oman, Yusuf bin Alawi mengatakan, dalam pertemuannya dengan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif awal pekan ini, bahwa Muscat siap untuk bertindak sebagai penengah antara Teheran dan Washington untuk meredakan ketegangan yang meningkat.
Kesiapan Oman untuk menengahi kedua negara juga telah diungkapkan oleh duta besar Oman untuk Washington Hunaina al-Mughairy. Dia mengatakan Oman ingin membantu menemukan jalan keluar krisis, tetapi tidak berusaha untuk ikut campur dalam kebijakan luar negeri negara-negara lain. Sebelumnya, dilaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump menyetujui pengiriman sekitar 1.500 tentara AS ke Timur Tengah dalam upaya yang sebagian besar bersifat protektif untuk mencegah ancaman Iran.
Langkah itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran sejak Trump secara sepihak menarik Washington dari perjanjian nuklir penting antara Iran dan kelompok negara-negara P5+1, yaitu lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman. Pemerintahan Trump juga telah memberlakukan kembali sanksi terhadap perbankan dan sektor energi Iran. Sementara Iran telah mengancam untuk menutup Selat Hormuz yang strategis untuk pengiriman minyak AS.
Di sisi lain, Iran menawarkan diri untuk menandatangani pakta non-agresi dengan negara tetangga di Teluk Persia lainnya. Iran menegaskan akan bertahan melawan segala upaya yang hendak memeranginya, baik itu perang ekonomi atau militer.