Ahad 09 Jun 2019 16:03 WIB

Dubes AS Ini Sebut Israel Punya Hak Caplok Tepi Barat

Palestina menolak rencana pencaplokan wilayah Tepi Barat sebelum diumumkan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Dubes AS untuk Israel pilihan Trump, David Friedman. Pemilihannya dikecam lima mantan dubes AS untuk Israel.
Foto:
Dubes AS untuk Israel pilihan Trump, David Friedman. Pemilihannya dikecam lima mantan dubes AS untuk Israel.

"Harga akan dibayar oleh penduduk daerah, bukan oleh Friedman atau Trump. Presiden AS, jika ia bermaksud melayani  sebagai mediator yang adil, harus menyerukan Friedman berkemas malam ini," kata Haaretz mengutip Peace Now.

Pembentukan negara Palestina, termasuk Tepi Barat, yang diduduki Israel dalam Perang Enam Hari 1967 telah menjadi fokus dari semua rencana perdamaian Timur Tengah. Komentar publik yang dibuat oleh pejabat pemerintah sejauh ini menunjukkan rencana itu akan sangat bergantung pada dukungan keuangan yang substansial untuk ekonomi Palestina. Dukungan itu sebagian besar didanai oleh negara-negara Teluk Arab, sebagai imbalan untuk konsesi di wilayah dan kenegaraan.

"Hal terakhir yang mutlak dibutuhkan dunia adalah negara Palestina yang gagal antara Israel dan Yordania," kata Friedman dalam wawancara dengan Times.

Friedman yang merupakan seorang pendukung setia permukiman Israel, mengatakan kepada Times, rencana Trump bertujuan meningkatkan kualitas hidup rakyat Palestina, tetapi akan jauh dari resolusi permanen untuk konflik. Kendati demikian, ia mengatakan AS akan berkoordinasi erat dengan sekutu Arab, Yordania.

Publikasi rencana Pendudukan Tepi Barat akan ditunda lebih lanjut setelah parlemen Israel menyerukan pemilihan umum kedua pada September mendatang. Rencana tersebut dapat dianggap terlalu sensitif untuk dirilis selama kampanye.

photo
Pemadam kebakaran Israel memadamkan api yang berasal dari alat pembakar yang diluncurkan dari Jalur Gaza, dekat pagar perbatasan Israel dan Gaza. Rakyat Palestina menandai peringatan Hari Nakba ke-71 dengan berdemonstrasi di Tepi Barat yang diduduki Israel dan Jalur Gaza.

Selama kampanye untuk pemilihan umum pertama pada April, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji mencaplok permukiman Yahudi Tepi Barat. Langkah tersebut dinilai sebagai langkah yang telah lama didukung oleh sebagian besar anggota parlemen dalam aliansi partai sayap kanan dan keagamaan.

Menyusul ekspansi terus-menerus dari pemukiman oleh pemerintah Netanyah, lebih dari 600 ribu pemukim Yahudi kini tinggal di Tepi Barat, termasuk Yerusalem timur yang diambil wilayahnya, di antara tiga juta warga Palestina. The New York Times mencatat sebagian besar dunia menganggap permukiman Israel Tepi Barat ilegal dan menganggap pencaplokan sebagai penggabungan kejahatan. Para kritikus Israel memperingatkan aneksasi dapat menyebabkan kekerasan dan mengharuskan militer untuk menduduki wilayah perkotaan Palestina untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.

Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Reuters: "Tidak ada rencana untuk aneksasi sepihak oleh Israel dari setiap bagian Tepi Barat yang telah disampaikan oleh Israel kepada AS, juga tidak sedang dibahas," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement