Selasa 30 Jul 2019 22:02 WIB

Jumlah Harimau Jantan Benggala Bangladesh Mengkhawatirkan

Populasi harimau jantan Benggala di Banglades lebih rendah dari perkiraan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seekor harimau Bengal di Kebun Binatang Nasional dan Aquarium Canberra yang dikenal dengan nama Bakkar dieutanasia.
Foto: abc
Seekor harimau Bengal di Kebun Binatang Nasional dan Aquarium Canberra yang dikenal dengan nama Bakkar dieutanasia.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA-- Jumlah populasi harimau jantan Benggala di Bangladesh dikabarkan lebih rendah dari perkiraan. Hal ini memicu kekhawatiran jangka panjang kelangsungan hidup spesies langka tersebut.

Seperti dilansir dari Malay Mail, Selasa (30/7), menurut sensus yang diterbitkan pada Mei lalu, pihak berwenang sempat memberantas perburuan liar di bagian hutan bakau Sundarbans Bangladesh pada empat tahun lalu. Berkat ini, ada peningkatan populasi besar dari 106 menjadi 114 ekor.

Tetapi analisa data yang lebih dekat menemukan jumlah harimau jantan Bengal lebih rendah daripada rasio khas satu jantan untuk setiap tiga harimau betina. Saat ini rasionya adalah satu harimau jantan untuk setiap lima harimau betina.

"Kami sangat khawatir," kata konservator hutan satwa liar pemerintah, Jahidul Kabir, dikutip Malay Mail, Selasa (30/7).

Kabir mengungkapkan dalam kisaran Sharonkhola, pihaknya menemukan dua pejantan untuk 19 betina. Ia menambahkan masa depan populasi harimau di Sundarbans bisa dipertaruhkan jika hutan terus kehilangan harimau jantan.

Pihak berwenang berencana untuk menangkap harimau jantan dari bagian hutan lain dan menempatkannya di jajaran Sharonkhola. Wilayah tersebut merupakan habitat harimau terpadat di hutan bakau.

Sensus itu dilakukan pada 1.656 kilometer persegi hutan pada tahun lalu. Sensus dilakukan dengan menggunakan perangkap kamera untuk menghitung harimau.

Sundarbans adalah rumah bagi beberapa flora dan fauna langka, termasuk lumba-lumba Irrawaddy dan harimau Bengal. Keduanya dinyatakan terancam punah karena perburuan dan hilangnya habitat.

Sejak temuan 2015, pihak berwenang telah melakukan serangkaian langkah untuk meningkatkan jumlah harimau Bengal di hutan. Pasukan keamanan elit melancarkan pemberantasan besar-besaran terhadap pemburu liar yang aktif di hutan.

Seorang profesor zoologi dan pakar harimau Universitas Jahangirnagar, Monirul Khan yakin perburuan liar berada di balik alasan jumlah harimau jantan yang rendah."Harimau jantan agresif dan mereka rentan terhadap perburuan liar," ujar Khan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement