Senin 05 Aug 2019 05:05 WIB

Serangan Bus Karyawan TV di Afghanistan Tewaskan Dua Orang

Bom tersebut diletakkan dengan magnet di bus yang ditumpangi oleh kru Khurshid TV.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ratna Puspita
Petugas polisi memeriksa bus yang terkena ledakan bom (ilustrasi)
Foto: BBC
Petugas polisi memeriksa bus yang terkena ledakan bom (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Dua orang terbunuh dan dua lainnya terluka ketika bus pribadi yang membawa karyawan televisi terkena serangan bom, di Kabul, Afghanistan, Ahad (4/8) malam waktu setempat. Bom tersebut diletakkan dengan magnet di bus yang ditumpangi oleh kru Khurshid TV.

Hingga kini, belum ada kelompok manapun yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan, dua korban terbunuh adalah pengemudi, dan seorang pejalan kaki.

Baca Juga

Direktur Berita Khurshid TV Samiullah Aminy mengkonfirmasi serangan itu telah menimpa karywannya. Ia mengatakan, seorang juru kamera, dan satu presenter audio terluka dalam ledakan bom tersebut.

Taliban sebelumnya memang menargetkan organisasi media Afghanistan jika media tidak berhenti menyiarkan iklan anti-Taliban. Kelompok Islam garis keras itu memberi waktu sepekan bagi stasiun radio, saluran tv, publikasi, dan lainnya untuk berhenti menyiarkan pengumuman anti-Taliban yang menurut mereka dibayar oleh Pemerintah Afghanistan.

"Kami tidak menyiarkan iklan anti-Taliban, tetapi jelas bahwa kebebasan berekspresi berada di bawah ancaman konstan di Afghanistan," kata Aminy seperti dikutip kantor berita Reuters, Senin (5/8).

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengutuk serangan Ahad. "Sengaja menargetkan media dan warga sipil adalah kejahatan perang dan mereka yang bertanggung jawab akan bertanggung jawab," kata Ghani dalam pernyataan melalui akun resmi Twitternya.

Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), Afghanistan adalah negara paling mematikan di dunia bagi jurnalis pada 2018, dengan catatan 13 kematian jurnalis. Federasi Jurnalis Internasional mengatakan 16 wartawan tewas tahun lalu.

Kehadiran media internasional di Afghanistan telah berkurang tajam sejak penarikan pasukan internasional pada 2014. Kantor media domestik telah mengisi kesenjangan itu, tetapi pekerjaan mereka menjadi semakin sulit.

Pada 2016, seorang pengebom bunuh diri Taliban menabrakkan mobilnya ke dalam bus yang membawa karyawan Tolo TV, penyiar swasta terbesar di negara itu. Akibatnya, tujuh jurnalis terbunuh.

Taliban mengatakan mereka membunuh para karyawan karena Tolo memproduksi propaganda yang mendukung pendudukan Afghanistan oleh Amerika Serikat dan sekutunya dalam perang mereka melawan para pemberontak.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement