REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menerbitkan visa bagi Presiden Iran Hassan Rouhani dan Menteri Luar Negerinya Mohammad Javad Zarif untuk melakukan perjalanan ke New York dalam pertemuan tahunan para pemimpin dunia di PBB pekan depan. Hal itu dilakukan saat muncul laporan AS menunda menerbitkan visa bagi pejabat Iran karena adanya ketegangan hubungan setelah serangan fasilitas minyak Arab Saudi.
Juru bicara menteri luar negeri Iran mengatakan, bahwa Zarif akan berangkat ke New York pada Jumat. Sebelumhya, Zarif mengaku bahwa Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menunda pemberian visa untuk delegasi Iran ke Majelis Umum PBB yang akan datang.
"@SecPompeo mencoba menghindari kewajiban AS untuk menerbitkan visa bagi delegasi PBB dengan menggunakan penunjukan yang disombongkannya sendiri," cicit Zarif melalui Twitter resminya.
Namun, Pompeo menolak berkomentar secara khusus tentang kasus ini. "Kami tidak berbicara tentang pemberian atau tidak adanya pemberian visa," kata Pompeo dilansir Aljazirah, Jumat (20/9).
Menurutnya, penundaan visa akan menjadi alasan untuk berpikir apakah mereka harus diizinkan untuk menghadiri pertemuan yang membahas perdamaian atau tidak. Sebagai tuan rumah, AS umumnya wajib mengeluarkan visa kepada diplomat yang bertugas di markas PBB.
Laporan penundaan visa muncul ketika AS dan Arab Saudi mempertimbangkan tanggapan terhadap serangan akhir pekan lalu pada fasilitas minyak Saudi. Teheran telah berulang kali membantah tuduhan sebagai dalang di balik serangan.
Zarif memperingatkan bahwa setiap serangan terhadap Iran akan berdampak pada perang. "Kami tidak ingin perang, kami tidak ingin terlibat dalam konfrontasi militer. Tapi kita tidak akan diam untuk mempertahankan wilayah kita," kata Zarif kepada CNN
Milisi Houthi yang didukung Iran mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, AS menuduh serangan itu melibatkan rudal jelajah dari Iran dan dianggap sebagai "tindakan perang".