Rabu 20 Nov 2019 05:14 WIB

Taliban Bebaskan Sandera AS dan Australia

Pembebasan sandera dilakukan setelah Afghanistan membebaskan tiga petinggi Taliban.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Milisi kelompok Taliban.
Foto: AP/Ishtiaq Mehsud
Milisi kelompok Taliban.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Taliban mengatakan mereka telah membebaskan profesor Amerika dan Australia yang mereka sandera sejak 2016. Pembebasan dua sandera itu dilakukan setelah pemerintah Afghanistan membebaskan tiga orang petinggi kelompok tersebut.

Kevin King dari AS dan Timothy Weeks dari Australia telah dibebaskan di selatan Provinsi Zabul. Mereka ditahan Taliban selama lebih dari tiga tahun.

Baca Juga

Pada Selasa (19/11), salah satu anggota Taliban yang tidak disebutkan namanya mengatakan pembebasan itu dilakukan di distrik Bahar. Sebagian besar wilayah distrik itu dikuasai Taliban.

Belum diketahui apakah dua sandera itu diserahkan ke perwakilan pemerintah Afghanistan, perantara atau pasukan AS. King dan Weeks keduanya profesor di American University di Kabul.

Pembebasan keduanya dilakukan beberapa jam setelah pemerintah Afghanistan membebeskan tiga tahanan Taliban dan mengirim mereka ke Qatar. Salah satu dari tiga tahanan Taliban itu adalah Anas Haqqani, adik dari deputi Taliban Sirajuddin Haqqani yang memimpin jaringan Haqqani.

Taliban menolak untuk menyerahkan dua profesor sampai mereka menemukan bukti orang-orang mereka sampai di Watar. Pada pekan lalu, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengumumkan 'membebaskan dengan syarat' tiga orang tahanan Taliban.

Dalam konferensi pers yang disiarakan televisi tersebut. Ghani mengatakan hal itu dilakukan demi kepentingan rakyat Afghanistan.

King dan Weeks diculik Taliban pada 2016 lalu di luar American University di Kabul. Satu tahun kemudian Taliban merilis dua video yang menujukkan dua orang itu.

Pada video Januari 2017, para sandera terlihat pucat dan kurus. Dalam video berikutnya mereka tampak lebih sehat dan mengatakan tenggat waktu pembebasan mereka 16 Juni tahun itu.  

Dalam video tersebut keduanya mengatakan diperlakukan baik oleh Taliban tapi mereka tetap sandera. Mereka meminta pemerintah masing-masing untuk membebaskan mereka. Tidak diketahui apakah mereka dipaksa berbicara seperti itu atau tidak. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement