Sabtu 23 Nov 2019 16:05 WIB

Jaksa Bolivia Selidiki Morales Atas Dugaan Penghasutan

Mantan Presiden Evo Morales menolak disebut menghasut sehingga terjadi demonstrasi

Mantan presiden Bolivia Evo Morales datang untuk bertemu Wali Kota Mexico City Claudia Sheinbaum di Mexico City, Meksiko, Rabu (13/11).
Foto: AP Photo/Marco Ugarte
Mantan presiden Bolivia Evo Morales datang untuk bertemu Wali Kota Mexico City Claudia Sheinbaum di Mexico City, Meksiko, Rabu (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, LA PAZ -- Jaksa Agung Bolivia Juan Lanchipa pada Jumat mengatakan kantornya mulai menyelidiki mantan Presiden Evo Morales atas dugaan penghasutan dan terorisme. Hal ini terkait dengan tuduhan pemerintahan sementara bahwa Morales menggerakkan kerusuhan sejak mundur dari jabatannya.

Menteri dalam negeri sebelumnya mengajukan pengaduan pidana terhadap mantan pemimpin sosialis tersebut, berdasarkan bukti yang dianggap palsu oleh Morales. Presiden sementara Jeanine Anez, mantan senator sekaligus lawan Morales, menghadapi gelombang demonstrasi dari para pendukung Morales sejak mengisi kekosongan kekuasaan pekan lalu.

Baca Juga

Morales beserta wakilnya mundur di bawah tekanan pasukan keamanan dan massa anti pemerintah pada 10 November, di tengah laporan sengketa dalam pemilu 20 Oktober. Morales pun angkat kaki ke Meksiko, yang memberinya suaka, dan mengaku ia digulingkan melalui kudeta. Sedikitnya 29 orang tewas akibat bentrokan dengan pasukan keamanan sejak pengunduran diri Morales.

Jaksa Agung Juan Lanchipa mengatakan Kementerian Luar Negeri akan meminta Meksiko memungkinkan Morales memberikan pernyataannya terkait status tersangka dirinya dalam penyelidikan tersebut. Penyelidikan itu berdasarkan pada sebuah video Menteri Dalam Negeri Arturo Murillo yang didistribusikan ke media pekan ini. 

Dalam video tersebut, seorang pria Bolivia terlihat sedang berbicara dengan seseorang melalui speakerphone yang tampaknya sedang mengarahkan rencana blokade jalan.

Murillo menyebutkan suara di speakerphone itu adalah Morales. Reuters tidak dapat memverifikasi keaslian video tersebut.

Murillo mengatakan kepada awak media di depan kantor kejaksaan di La Paz pada Jumat: "Buktinya jelas. Kami sudah menyampaikan itu."

Morales tidak langsung dapat dihubungi untuk berkomentar. Ia mencuit di Twitter bahwa otoritas seharusnya menyelidiki kematian para demonstran bukan malah mengejar dirinya berdasarkan sebuah video, yang dianggapnya dibuat-buat.

 

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement