Ahad 17 Nov 2019 09:34 WIB

Polisi Cile Halangi Petugas Medis Bantu Demonstran Sekarat

Polisi Cile diduga mencegah paramedis menjemput korban serangan jantung.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Demonstran antipemerintah disemprot water cannon oleh polisi di Santiago, Cile, Jumat (15/11).
Foto: AP Photo/Luis Hidalgo
Demonstran antipemerintah disemprot water cannon oleh polisi di Santiago, Cile, Jumat (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Badan pengawas hak asasi manusia independen Cile akan mengajukan pengaduan resmi atas pembunuhan yang dilakukan polisi, Sabtu (16/11). Polisi diduga mencegah paramedis menjemput korban serangan jantung di tengah protes, Jumat.

Institut Nasional Hak Asasi Manusia Cile menyatakan, pasukan keamanan menembakkan gas air mata, peluru karet, dan meriam air sehingga membuat petugas penyelamat kesulitan menangani korban dengan tepat. Abel Acuna yang berusia 29 tahun meninggal dunia tidak lama setelah tiba di rumah sakit Santiago yang tidak jauh dari pusat unjuk rasa.

Baca Juga

Lembaga yang didanai publik ini menjelaskan, ambulans dan pekerja penyelamat terkena proyektil ketika mereka berusaha membantu Acuna. Serangan itu pun membuat proses pertolongan menjadi lebih sulit.

Direktur Badan Hak Asasi Manusia Sergio Micco mengatakan insiden itu sangat serius. Peristiwa ini menjadi kasus keenam sejak protes bermula dengan polisi yang menghambat pekerjaan penyelamat.

photo
Sekitar satu juta warga Cile melakukan aksi damai di Santiago, Cile, Jumat (25/10).

"Ini bukan insiden yang terisolasi," kata Micco.

Polisi Cile belum berkomentar atas pelaporan tuntutan tersebut. Mereka sebelumnya mengatakan hanya mengikuti protokol dan dilatih dengan baik untuk mengendalikan kerusuhan.

Kasus pengaduan ini bergabung dengan lebih dari 1.000 orang lainnya yang saat ini sedang diselidiki oleh jaksa penuntut umum. Tuduhan pelecehan oleh pasukan keamanan mulai dari penyiksaan hingga kekerasan seksual telah berlipat ganda selama berminggu-minggu kerusuhan antipemerintah.

Protes di Cile dimulai karena kenaikan tarif metro dan dengan cepat berputar di luar kendali. Unjuk rasa pun sering berujung rusuh, penjarahan, dan pembakaran yang telah menyebabkan lebih dari 20 orang tewas dan ribuan lainnya terluka.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement