Sabtu 30 Nov 2019 09:35 WIB

Insiden London Bridge Panaskan Keamanan Jelang Pemilu

Insiden London Bridge terjadi dua pekan sebelum pemilihan di Inggris

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Petugas forensik memeriksa lokasi terjadinya penikaman di London Bridge, Jumat (29/11). Serangan mengakibatkan dua orang meninggal dan tiga lainnya terluka.
Foto: EPA
Petugas forensik memeriksa lokasi terjadinya penikaman di London Bridge, Jumat (29/11). Serangan mengakibatkan dua orang meninggal dan tiga lainnya terluka.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Polisi London menembak mati tersangka teroris di London Bridge setelah insiden penikaman terjadi. Dua orang meninggal dan tiga lainnya terluka akibat serangan, Jumat (29/11) waktu setempat. Insiden itu terjadi kurang dari dua pekan sebelum warga Inggris menggunakan hak suara dalam pemilihan.

Hal ini pun menggarisbawahi meningkatnya risiko keamanan pemilihan di Inggris. Seperti diketahui, referendum Brexit 2016 dan pemilihan umum terakhir pada tahun 2017 dilakukan setelah insiden teroris. Ini adalah kesamaan yang sangat mencolok mengingat London Bridge juga merupakan lokasi serangan teror yang melanda hanya lima hari sebelum pemilihan Juni 2017.

Baca Juga

Pejabat Whitehall mengatakan pelaku penikaman baru bebas dari penjara terkait kasus terorisme. Pelaku mengenakan tanda elektronik saat ia melakukan serangan.

Direktur studi keamanan internasional di Royal United Services Institute, sebuah lembaga think-tank di London, Raffaello Pantucci mengatakan serangan itu menyoroti situasi keamanan yang panas jelang pemilihan di Inggris. "Dengan pengecualian pemilihan Parlemen Eropa, yang agak berbeda, referendum Uni Eropa dan setiap pemilihan selama tiga tahun terakhir telah terjadi dalam bayang-bayang serangan teroris," katanya dikutip Financial Times, Sabtu (30/11).

Status penyerang sebagai tahanan yang dibebaskan menuai komentar Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Dia menilai bahwa tidak benar seorang dibebaskan lebih awal dari penjara untuk tahanan yang serius dan kejam. Dia pun berjanji untuk mengakhiri praktik yang telah menjadi salah satu dari banyak ketentuan peradilan pidana yang keras dalam manifesto pemilihan Konservatif.

"Saya telah lama berpendapat bahwa adalah suatu kesalahan untuk membiarkan penjahat yang serius dan kejam keluar dari penjara lebih awal. Jadi, penting bahwa kita keluar dari kebiasaan itu dan bahwa kita menegakkan hukuman yang sesuai untuk penjahat berbahaya, terutama untuk teroris, yang saya pikir masyarakat ingin melihat," kata Johnson.

Perdana menteri kembali ke Downing Street dari daerah pemilihannya di Uxbridge tak lama setelah diberitahu tentang serangan itu. Dia mengatakan akan menunda kampanye pemilihannya. Dia dilaporkan akan mengadakan pertemuan Cobra, komite darurat pemerintah, pukul 21.30.

"Siapapun yang terlibat dalam kejahatan ini dan serangan-serangan ini akan diburu dan akan dibawa ke pengadilan. Negara ini tidak akan pernah takut atau terbelah atau diintimidasi oleh serangan semacam ini. Nilai-nilai kita, nilai-nilai Inggris kita, akan menang," tegas Johnson.

Komisioner Polisi London Cressida Dick mengatakan pihaknya menerima laporan penikaman pada pukul 1.58. "Ideologi teror yang kosong tidak menawarkan apapun selain kebencian dan hari ini saya mendesak semua orang untuk menolaknya," kata Dick.

"Kota kami adalah kota yang hebat karena kami merangkul perbedaan satu sama lain. Kita harus muncul lebih kuat dari tragedi ini," ujarnya menambahkan. Akibat insiden ini, Cressida Dick mengatakan akan ada peningkatan patroli oleh petugas bersenjata dalam beberapa hari mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement