Ahad 05 Jan 2020 09:02 WIB

NATO Tangguhkan Pelatihan Usai Pembunuhan Soleimani

Keselamatan personel NATO di Irak adalah yang terpenting.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Esthi Maharani
NATO
Foto: [ist]
NATO

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- NATO untuk sementara waktu menangguhkan kegiatan pelatihannya di Irak setelah pembunuhan komandan penting Iran Qasem Soleimani dalam serangan udara AS di Baghdad. Hal ini disampaikan oleh juru bicara NATO Dylan White pada Sabtu (4/1) waktu setempat dilansir Anadolu Agency, Ahad (5/1).

White melanjutkan, bahwa keselamatan personelnya di Irak adalah yang terpenting. "Kami terus mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan. Misi NATO terus berlanjut, tetapi kegiatan pelatihan untuk sementara ditangguhkan," katanya.

White juga mengungkapkan, NATO Irak memiliki beberapa ratus personel dan mereka, atas permintaan pemerintah Irak, membantu memperkuat pasukan Irak dan mencegah kembalinya ISIS. NATO sedang memantau situasi yang terjadi antara Iran, Irak dan pasukan AS di wilayah terdekat.

"Kami tetap berhubungan erat dan teratur dengan pihak berwenang AS. Dia juga mengatakan Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg dan Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengadakan pembicaraan telepon setelah perkembangan terakhir," tutur dia.

Kematian Soleimani menandai peningkatan dramatis dalam ketegangan antara AS dan Iran, yang sering berada di puncaknya sejak Presiden Donald Trump memilih pada 2018 untuk menarik Washington secara sepihak dari pakta nuklir 2015 yang dibuat oleh negara-negara dunia yang dilanda kekuatan Teheran.

Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, yang memberi Soleimani kehormatan tertinggi negara itu tahun lalu, bersumpah adanya pembalasan hebat dalam menanggapi pembunuhannya. Soleimani adalah komandan lama Pasukan Quds Pengawal Revolusi Iran, yang ditunjuk sebagai kelompok teror oleh AS. Kelompok ini diperkirakan memiliki 20 ribu anggota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement