Senin 06 Jan 2020 17:56 WIB

Khamenei Pimpin Pemakaman Soleimani

Ratusan ribu orang menghadiri pemakaman Soleimani di Iran.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Ayatollah Ali Khamenei dan President Hassan Rouhani melaksanakan shalat jenazah pada pemakaman Jenderal Qassem Soleimani,  dan komandan Milisi Abu Mahdi al-Muhandi di Teheran, Iran, Senin (6/1).
Foto: Nazanin Tabatabaee/WANA (West Asia News Agency) via Reuters
Ayatollah Ali Khamenei dan President Hassan Rouhani melaksanakan shalat jenazah pada pemakaman Jenderal Qassem Soleimani, dan komandan Milisi Abu Mahdi al-Muhandi di Teheran, Iran, Senin (6/1).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memimpin prosesi pemakaman Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qasem Soleimani di Teheran, Senin (6/1).

Acara prosesi itu dihadiri ratusan ribu orang. Media resmi Pemerintah Iran bahkan menyebut terdapat jutaan orang yang berpartisipasi. Mereka semua berkabung dan berduka attas kepergian Soleimani.

Baca Juga

Rakyat Iran tampaknya memang sangat memuja dan mencintai sosok jenderal berusia 62 tahun tersebut. Tak sedikit dari mereka yang menjerit dan berurai air mata saat menghadiri prosesi pemakamannya.

Namun, ada pula yang mengekspresikan kemarahannya terhadap Amerika Serikat (AS). Kerumunan massa meneriakkan "kematian bagi Amerika". Di antara mereka terdapat poster bertuliskan "Adalah hak kami untuk membalas dendam yang keras".

Putri Soleimani, Zeinab Soleimani, yakin AS akan memperoleh balasan karena telah membunuh ayahnya. "Amerika dan Zionisme harus tahu bahwa kematian ayah saya akan mengarah pada kebangkitan. Di garis depan perlawanan dan membawa hari yang gelap bagi mereka serta meratakan rumah mereka," ujarnya.

Dia pun memberi pesan kepada Presiden AS Donald Trump yang memerintahkan pembunuhan terhadap Soleimani. "Trump, jangan berpikir bahwa semuanya sudah berakhir dengan kematian ayah saya," katanya.

Sekutu Iran di kawasan turut hadir dalam proses pemakaman Soleimani, termasuk Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. "Saya menyatakan bahwa komandan martir Soleimani adalah martir Yerusalem," ujarnya.

Kepala Pasukan Garda Revolusi Dirgantara Amirali Hajizadeh menilai ada satu hal yang dapat dilakukan untuk membalas kematian Soleimani. "Bahkan membunuh Trump bukanlah balas dendam yang memadai. Satu-satunya hal yang dapat membayar darah martir Soleimani adalah benar-benar mengusir Amerika dari kawasan ini," kata dia.

Soleimani tewas akibat serangan udara AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada Jumat pekan lalu. Dengan mengerahkan drone atau pesawat nirawak, Washington meledakkan konvoi Popular Mobilization Forces (PMF), pasukan paramiliter Irak yang memiliki hubungan dekat dengan Iran. Soleimani berada di dalam konvoi tersebut.

Soleimani merupakan tokoh militer Iran yang memiliki pengaruh besar di kawasan Timur Tengah. Ia dipercaya memimpin Pasukan Quds, sebuah divisi atau sayap dari Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial, termasuk kontra-intelijen di kawasan.  

Duta Besar Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi mengatakan pembunuhan Soleimani merupakan tindakan perang. Menurutnya, Iran layak melakukan aksi balasan. "Pasti akan ada balas dendam, balas dendam yang keras. Respons terhadap aksi militer adalah aksi militer. Oleh siapa, kapan, di mana? itu untuk masa depan untuk disaksikan," ujar Ravanchi. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement