REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump berharap Arab Saudi mengikuti langkah Uni Emirat Arab (UEA) yang kini menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Trump mengharapkan Saudi bergabung dalam kesepakatan dengan Israel dan menjalin hubungan baru yang luas.
"Tentu saja," kata Trump pada konferensi pers di Gedung Putih, saat menjawab pertanyaan apakah dia mengharapkan Arab Saudi untuk bergabung dengan kesepakatan tersebut, dilansir di Reuters, Kamis (19/8).
Trump juga menyebut kesepakatan UEA-Israel merupakan hal yang bagus. "Negara-negara yang Anda bahkan tidak percaya ingin mencapai kesepakatan itu," katanya, yang tidak menyebutkan negara lain selain Arab Saudi.
Trump juga mengatakan UEA tertarik untuk membeli jet F-35 buatan Lockheed Martin Co, yang digunakan Israel dalam pertempuran. "Mereka punya uang dan mereka ingin memesan cukup banyak F-35," tambah Trump.
Di bawah kesepakatan yang ditengahi Trump itu, Israel setuju untuk menangguhkan rencana pencaplokan wilayah Tepi Barat yang diduduki. Perjanjian tersebut juga memperkuat sikap oposisi terhadap kekuatan regional Iran, yang dipandang UEA, Israel, dan AS sebagai ancaman utama di Timur Tengah.
Kementerian Luar Negeri Saudi pada Rabu (19/8) telah mengeluarkan pernyataan resmi pertamanya sejak perjanjian UEA-Israel diumumkan. Menteri Luar Negeri Saudi, Faisal bin Farhan Al Saud menyampaikan bahwa Saudi tetap berkomitmen untuk berdamai dengan Israel berdasarkan Prakarsa Perdamaian Arab tahun 2002.
Arab Saudi, yang tidak mengakui Israel, membuat inisiatif di mana negara-negara Arab menawarkan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel sebagai imbalan atas kesepakatan kenegaraan dengan Palestina dan penarikan penuh Israel dari wilayah yang direbut pada tahun 1967.