Selasa 13 Oct 2020 11:07 WIB

Rusia Modifikasi Pertahanan Udara S-400 dan S-300

Modifikasi S-400 dan S-300 membuatnya dapat digunakan untuk berbagai jenis rudal

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Sistem misil S-400 milik Rusia. Modifikasi S-400 dan S-300 membuatnya dapat digunakan untuk berbagai jenis rudal. Ilustrasi.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Menurut kantor berita milik Rusia Sputnik, pertahanan udara Rusia saat ini telah dilengkapi dengan setidaknya 125 batalion S-300 dengan total sekitar 1.500 peluncur dan 69 batalion S-400 dengan 552 peluncur. Mantan kepala pasukan rudal anti-pesawat Angkatan Udara Rusia, Alexander Gorkov, mengatakan dengan kompleks yang dimodernisasi bahkan satu batalion anti-pesawat S-300PM atau S-400 akan dapat membangun pertahanan udara.

"Kelompok pertahanan udara, termasuk pasukan rudal anti-pesawat, melakukan tugas ganda: menutupi objek dan melindungi dirinya sendiri," kata Gorkov.

S-300 mulai beroperasi pada 1978 dan menawarkan keserbagunaan dan akurasi. Pada 2018, Kementerian Pertahanan mengumumkan adopsi rudal jarak jauh baru 40N6. S-400, yang mulai beroperasi pada 2007, mampu mendeteksi dan menghancurkan pesawat dan rudal jelajah dan balistik serta mampu menghilangkan instalasi di darat.

“Untuk ini, dibutuhkan jenis rudal yang berbeda. Jika unit menerima amunisi jarak menengah, yang dapat ditempatkan beberapa kali lebih banyak, maka unit tersebut akan dapat menyelesaikan berbagai tugas," ujar Gorkov.

Sedangkan S-400 bersama dengan S-300 yang dimodifikasi, jangkauannya mencapai 380 kilometer dan ketinggian 35 kilometer. Ini dapat melibatkan target pada jarak hingga 400 kilometer, hingga enam kali kecepatan cahaya, pada ketinggian hingga 30 kilometer bersama dengan memberikan kemampuan siluman.

"Pada awalnya, kompleks tersebut akan menghancurkan target dari jarak jauh hingga 400 kilometer. Kemudian bangun tembakan dengan rudal lain dengan jangkauan 250 kilometer. Dan kekuatan tembakan utama akan terkonsentrasi pada target dengan jarak hingga 150 kilometer," kata Garkov.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement