Sejauh ini Washington berhasil melobi empat negara muslim agar membuka kanal diplomasi dengan Israel, yakni Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko. Belum lama ini PM Benjamin Netanyahu ditemani Mike Pompeo berkunjung ke Arab Saudi dalam sebuah lawatan bersejarah.
Namun pengakuan terhadap Sahara Barat bertolakbelakang dengan sikap pemerintahan AS selama beberapa dekade terakhir. Sebabnya langkah Trump ini mengundang kritik dari negara sekutu dan PBB, terutama dari etnis Sahrawi yang sedang memperjuangkan referendum kemerdekaan.
Bekas wilayah jajahan Spanyol itu berpenduduk antara 350.000 hingga 500.000 jiwa, dan tergolong gersang. Namun diyakini, Sahara Barat menyimpan cadangan minyak dan mineral lepas pantai yang besar.
Bekas Menlu AS, James Baker, yang pernah menjabat utusan khusus untuk Afrika mengkhawatirkan, langkah Trump akan memperparah destabilisasi di kawasan, yang menghadapi pemberontakan kaum Islamis dan penyelundupan manusia itu.
Menurut Baker pengakuan AS adalah "langkah mundur yang mengejutkan dari prinsip-prinsip hukum dan diplomasi internasional.”
rzn/as (rtr/ap)