Senin 28 Dec 2020 09:02 WIB

Vaksin Kurang Dingin, Vaksinasi di Sebagian Jerman Ditunda

Suhu dalam kotak pengangkut vaksin meningkat 15 derajat Celcius.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolandha
Seorang perawat mendapatkan vaksinasi Covid-19 di Cologne, Jerman, Ahad (27/12).
Foto:

Kotak pendingin yang dirancang oleh Pfizer dilengkapi dengan pelacak GPS sehingga perusahaan dapat menangani masalah penyimpanan potensial dalam perjalanan.

"Vaksinasi terhadap virus corona bukan tentang siapa yang paling cepat memvaksinasi atau siapa yang paling banyak memberikan dosis. Keselamatan dan pekerjaan yang cermat untuk kepentingan masyarakat memiliki prioritas tertinggi," kata Oliver Baer, administrator distrik di Hof.

Uni Eropa meluncurkan kampanye vaksinasi Covid-19 massal pada Ahad. Para pensiunan dan petugas medis mengantre untuk mendapatkan suntikan pertama untuk mengatasi pandemi yang telah melumpuhkan ekonomi dan merenggut lebih dari 1,7 juta jiwa di seluruh dunia.

Penundaan di Jerman menyoroti tantangan dalam meluncurkan vaksin. Sementara regulator meninjau persetujuan suntikan lain, termasuk yang dibuat oleh Moderna dan AstraZeneca, yang lebih mudah untuk diangkut dan disimpan.

Peluncuran vaksin Pfizer di Amerika Serikat berjalan lambat sehingga membuat target pemerintah untuk 20 juta vaksinasi bulan ini diragukan. Hal ini karena rumah sakit telah menavigasi persiapan suntikan yang sebelumnya dibekukan untuk digunakan, menemukan staf untuk menjalankan klinik dan memastikan jarak sosial yang tepat.

 

Di Jerman, masalah suhu serupa juga menunda dimulainya kampanye vaksinasi di distrik selatan Bavaria, Augsburg dan Dillingen, di mana staf akhirnya mendapat izin dari BioNTech untuk menggunakan suntikan. Kampanye vaksinasi Jerman secara resmi dimulai pada hari Ahad dengan penghuni panti jompo diinokulasi. Pemerintah federal berencana untuk mendistribusikan lebih dari 1,3 juta dosis kepada otoritas kesehatan lokal pada akhir tahun ini dan sekitar 700.000 per minggu mulai Januari.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement