Soriot pun menanggapi munculnya kekhawatiran atas vaksin yang dikembangkan perusahaannya bersama Universitas Oxford. Dalam konteks ini, vaksin AstraZeneca disebut tak seampuh Pfizer. Jika Pfizer memiliki tingkat keefektifan di atas 90 persen, AstraZeneca hanya sekitar 70 persen.
"Kami pikir kami telah menemukan formula kemenangan dan bagaimana mendapatkan kemanjuran yang, setelah dua dosis, sesuai dengan (vaksin) yang lainnya. Saya tidak dapat memberi tahu Anda lebih banyak karena kami akan menerbitkannya nanti," kata Soriot.
Inggris telah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 yang dikembangkan Universitas Oxford dan AstraZeneca pada 30 Desember lalu. Ia menjadi negara pertama yang mengambil keputusan tersebut.