Selasa 26 Jan 2021 19:04 WIB

Uni Eropa Kritik AstraZeneca yang Kurangi Pasokan Vaksin

Pasokan vaksin AstraZeneca mengalami kendala produksi.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Vaksin Covid-19 eksperimental yang dikembangkan AstraZeneca bersama University of Oxford diperkirakan bisa diperoleh seharga tiga dolar AS, sekitar Rp 42 ribu.
Foto:

Kyriakides menegaskan Uni Eropa meminta agar dosis vaksin COVID-19 yang telah dipesan dan dibayar sebelumnya dikirimkan secepat mungkin. Ia juga mengatakan organisasi supranasional tersebut ingin agar kontrak antara kedua belah pihak  dipenuhi sepenuhnya oleh AstraZeneca.

Vaksin tersebut diharapkan disetujui untuk digunakan di Uni Eropa pada 29 Januari, dengan pengiriman pertama diharapkan dimulai pada 15 Februari. Sementara itu, seorang juru bicara AstraZeneca mengatakan perusahaan telah mengupayakan untuk membawa vaksin COVID-19 bagi jutaan warga Eropa secepat mungkin.

Sebelumnya, AstraZeneca dilaporkan mengadapi masalah terkait pasokan vaksin COVID-19 secara luas. Pada Senin (25/1), Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki kantor pusat di Inggris tersebut memberitahukan akan ada pemotongan pasokan vaksin, yang rencananya diberikan mulai Maret mendatang.

Selain itu, di Thailand, Menteri kesehatan Anutin Charnvirakul mengatakan AstraZeneca akan memasok 150.000 dosis vaksin COVID-19. Jumlah ini berkurang dari kesepakatan semula negara itu, yakni mencapai 200.000 dosis.

Inggris sebagai negara yang menjadi kunci peluncuran vaksin COVID-19 dari AstraZeneca juga nampaknya menghadapi masalah keterbatasan stok. Menteri Kesehatan Matt Hancock dalam sebuah pernyataan telah memperingatkan bahwa pasokan vaksin di seluruh wilayah negeri sangat ketat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement