Perselisihan muncul setelah AstraZeneca dan Universitas Oxford Inggris, yang bersama-sama mengembangkan vaksin, pekan lalu menyatakan bahwa mereka tidak dapat memberikan sebanyak mungkin pengiriman vaksin ke Eropa seperti yang diharapkan karena sedang menunggu persetujuan dari Badan Obat Eropa (EMA) hingga akhir bulan.
Uni Eropa juga membuat kesepakatan pembelian vaksin dengan Moderna, CureVac, Johnson & Johnson dan Sanofi/GlaxoSmithKline.
"Kami menolak logika 'pertama datang, pertama dilayani'. Itu mungkin berhasil di penjual daging terdekat, tetapi tidak dalam kontrak. Dan tidak dalam Perjanjian Pembelian di Muka," kata Kyriakides.
Dia juga menegaskan kembali bahwa AstraZeneca perlu memenuhi komitmennya dalam perjanjian.