Paris awalnya tidak ingin Hariri mengambil tugas sebagai perdana menteri dan membentuk kabinet. Namun kurangnya kemajuan dalam membentuk pemerintahan yang kredibel membuat Macron menyetujui penunjukkan Hariri sebagai perdana menteri.
Macron mendorong Lebanon segera membentuk pemerintahan baru untuk memperbaiki perekonomian negara yang telah terjerumus dalam krisis. Selain itu, reformasi kabinet juga dibutuhkan untuk mengatasi kemarahan publik atas ledakan di pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020, yang menewaskan 191 orang.
Warga Lebanon menilai bencana tersebut diakibatkan oleh korupsi di kalangan pemerintah yang sudah berlangsung lama. Selain itu, ada ketidakmampuan di antara kelas politik yang telah gagal membangun negara dan menegakkan supremasi hukum.
Presiden Prancis telah mengunjungi Beirut sebanyak dua kali sejak terjadi ledakan. Sebelumnya, Macron memperingatkan, Prancis akan memblokir dana pemulihan dari para donor jika tidak ada kemajuan yang dicapai.