Para jenderal Myanmar tampaknya secara tegas mengendalikan Bank Sentral Myanmar pada saat percobaan penarikan itu. Ketika militer mengambil alih kekuasaan di Myanmar pada 1 Februari, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, militer melantik gubernur bank sentral baru dan menahan pejabat ekonomi penting, termasuk wakil gubernur reformis dan sekutu Aung San Suu Kyi, Bo Bo Nge. Hingga Kamis (4/3), dia masih ditahan.
Cadangan dana Myanmar akan dikelola oleh bagian dari FRBNY yang dikenal sebagai Bank Sentral dan Layanan Akun Internasional (CBIAS). Banyak bank sentral menyimpan cadangan dolar AS untuk tujuan seperti menyelesaikan transaksi.
Sebanyak dua sumber yang mengetahui masalah itu menyatakan, upaya untuk mengosongkan akun dilakukan pada 4 Februari. Namun, diblokir secara otomatis oleh proses yang telah diberlakukan di FRBNY sebelum kudeta.
Salah satu sumber mengatakan, blokir otomatis itu karena transaksi yang melibatkan Myanmar memerlukan pengawasan ekstra. Hal itu karena negara itu tahun lalu ditempatkan dalam daftar abu-abu dari Satuan Tugas Aksi Keuangan internasional untuk masalah pencucian uang, sebagian karena risiko hasil dari perdagangan narkoba dicuci melalui bank.