Selasa 09 Mar 2021 13:27 WIB

Hubungan Turki-Iran Memanas, Ada Apa?

Turki bersiap menggelar operasi militer di Sinjar.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara dan tank Turki (ilustrasi).
Foto:

Kelompok yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat (AS), menerima bantuan militer, pelatihan dan saran dari Iran dan bagian Hashd al-Shaabi (Popular Mobilization Forces – PMF) memperingatkan akan menyerang militer dan pemerintah Turki bila rencana operasi militer di Sinjar dilanjutkan.

Pekan lalu Pemerintah Irak mengumumkan PKK dan pasukan Hashd al-Shaabi telah meningkatkan kehadiran mereka di Sinjar. Sheikh Shamo yang menjadi konsultan Pemerintahan Regional Kurdi (KRG) mengenai Yazidi mengatakan Hashd al-Shaabi telah mengerahkan 15 ribu anggotanya ke Sinjar. PKK berhasil menguasai Sinjar pada 2014 untuk melindungi etnis Yazidi dari ISIS.

Sejak itu PKK dilaporkan mendirikan markas baru di wilayah tersebut untuk aktivitas logistik dan komando-dan-kontrol. Selain markas utama mereka di Pegunungan Qandil, sebelah utara Irak.

Sinjar terjepit antara Turki di sebelah utara dan Suriah di sebelah barat. Hal ini membuatnya menjadi lokasi yang strategis yang sudah lama didambakan pemerintah Baghdad dan pemerintahan Kurdistan Irak (KRG) di utara. Selain Turki, KRG juga tidak senang dengan kehadiran PKK di Sinjar.

"PKK sayangnya memanfaatkan kebaikan pemerintah kami dan menduduki wilayah itu, kami berharap hal ini tidak memicu ketegangan lebih lanjut dan PKK akan sadar kehadiran militer mereka tidak akan kami toleransi," kata Perdana Menteri KRG Masrour Barzani dalam wawancara dengan France24 Sabtu (7/3) lalu.

Pada 22 Januari lalu Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki mungkin akan menggelar operasi kontra-teroris bersama Irak untuk menyingkirkan PKK dari Sinjar. "Kami mungkin akan melakukannya dalam waktu satu malam, dengan tiba-tiba," kata Erdogan saat itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement