Di sejumlah kawasan lebih dari setengah kaum perempuan menghadapi kekerasan di sejumlah hal, katanya kepada Reuters, mengutip Oceania, Afrika sub-Sahara dan Asia tenggara. Negara-negara dengan prevalensi tertinggi di antaranya Kiribati, Fiji, Papua Nugini, Bangladesh, Republik Demokratik Kongo dan Afghansitan, menurut data WHO.
Kekerasan berawal pada usia yang "sangat belia", kata WHO. Satu dari empat perempuan dewasa berusia 15-19 tahun yang menjalin hubungan, menjadi korban kekerasan fisik maupun seksual, ungkap Garcia-Moreno.
"Ini adalah waktu yang sangat penting dan formatif dalam hidup. Dan kita paham bahwa dampak dari kekerasan ini dapat berlangsung lama dan dapat mempengaruhi kesehatan mental dan menyebabkan kehamilan yang tak dikendaki serta masalah lainnya," pungkas Garcia-Moreno.