Dokumen tersebut memperjelas bahwa meskipun Trump telah berseru tentang legitimasi pemilu, para pejabat intelijen, justru yakin Rusia berusaha memengaruhi orang-orang yang dekat dengan Trump sebagai cara untuk memberi bantuan pemilu yang menguntungkannya.
Laporan tersebut membahas tugas politis untuk mencari tahu musuh asing mana yang mendukung kandidat mana selama pemilu 2020. China pun dinyatakan tidak ikut campur di kedua sisi, baik mendukun Biden atau Trump. "Mempertimbangkan tetapi tidak menyebarkan," ujar laporan tersebut.
Pejabat AS mengatakan yakin Beijing memprioritaskan hubungan yang stabil dengan AS. Beijing tidak menganggap hasil pemilu cukup menguntungkan untuk mengambil risiko sebagai pukulan balik yang akan terjadi jika tertangkap basah melakukan campur tangan.