Jumat 26 Mar 2021 11:21 WIB

Saudi Bantah Ancam Penyelidik PBB kasus Pembunuhan Khashoggi

Callamard sebut ada pejabat Saudi yang mengancamnya.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Gambar ini diambil dari video CCTV yang diperoleh oleh penyiar Turki TRT World pada Ahad (21/10/2018), konon menunjukkan wartawan Saudi Jamal Khashoggi melewati pemeriksaan sebelum menuju konsulat Saudi, di Istanbul, sebelum masuk, Selasa, (2/10/2018).
Foto: CCTV / TRT Dunia melalui AP
Gambar ini diambil dari video CCTV yang diperoleh oleh penyiar Turki TRT World pada Ahad (21/10/2018), konon menunjukkan wartawan Saudi Jamal Khashoggi melewati pemeriksaan sebelum menuju konsulat Saudi, di Istanbul, sebelum masuk, Selasa, (2/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Seorang pejabat senior Arab Saudi membantah bahwa telah mengancam penyelidik PBB terkait pembunuhan Jamal Khashoggi. Sebelumnya ahli hak asasi manusia yang memimpin penyelidikan PBB atas pembunuhan Khashoggi, Agnes Callamard mengaku mendapatkan ancaman dari pejabat Saudi.

Callamard mengatakan, dalam pertemuan di Jenewa pada Januari 2020 seorang pejabat Saudi telah mengancam dirinya. Ketika itu pejabat tersebut mengatakan kepada Callamard bahwa dirinya akan "diurus" jika tidak menahan diri dalam melakukan penyelidikan atas pembunuhan Khashoggi. Ucapan itu ditafsirkan oleh pejabat PBB sebagai "ancaman kematian".

Baca Juga

Callamard maupun PBB belum mengidentifikasi pejabat Saudi yang melontarkan ancaman tersebut. Namun Kepala Komisi Hak Asasi Manusia Saudi, Awwad Alawwad yang mengidenfitikasi dirinya sebagai pejabat Saudi tersebut. Ia menyangkal bermaksud untuk mengancam Callamard.

"Saya baru saja menyadari bahwa Agnes Callamard dan beberapa pejabat PBB percaya bahwa saya entah bagaimana membuat ancaman terselubung terhadapnya lebih dari setahun yang lalu," ujar Alawwad dalam cicitan di Twitter.

"Meskipun saya tidak dapat mengingat percakapan persisnya, saya tidak akan pernah menginginkan atau mengancam akan melukai seseorang yang ditunjuk oleh PBB, atau siapa pun dalam hal ini. Saya kecewa karena apapun yang saya katakan dapat ditafsirkan sebagai ancaman," ujar Alawwad menambahkan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement