Ahad 28 Mar 2021 16:29 WIB

Penyelidik PBB: Junta Lakukan Pembunuhan Massal di Myanmar

Dewan Keamanan PBB dinilai perlu ikut turun tangan respons situasi Myanmar

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Suasana demonstrasi antijunta militer di Myanmar.
Foto:

Perwira tinggi militer dari AS dan hampir selusin rekannya bergabung untuk mengutuk pembunuhan oleh tentara Myanmar. Pernyataan mereka mengatakan bahwa militer profesional harus mengikuti standar internasional untuk berperilaku dan bertanggung jawab untuk melindungi, bukan merugikan orang-orang yang dilayaninya.

Tapi, beberapa negara tetap mendukung militer Myanmar yang merebut kekuasan pemerintahan sipil pada 1 Februari. Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Alexander Fomin, menghadiri parade militer di Naypyitaw pada Sabtu (27/3), setelah bertemu dengan para pemimpin senior junta sehari sebelumnya.

Para diplomat mengatakan delapan negara, Rusia, China, India, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Laos dan Thailand mengirim perwakilan. Namun, Rusia adalah satu-satunya yang mengirim menteri ke parade pada Hari Angkatan Bersenjata, yang memperingati dimulainya perlawanan terhadap Pendudukan Jepang pada 1945.

Dukungan dari Rusia dan China penting bagi junta karena kedua negara tersebut adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Mereka dapat memblokir potensi tindakan yang diberikan oleh PBB. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement