Selasa 30 Mar 2021 16:29 WIB

Iran Pulihkan Hubungan dengan China untuk Lawan Blok Barat

Iran-China sepakat meningkatkan hubungan di tengah ketegangan dengan Barat

Red: Nur Aini
Sejumlah pakar mengatakan perjanjian kerja sama komprehensif yang ditandatangani antara Iran dan China baru-baru ini bertujuan untuk mengurangi efek negatif sanksi Amerika Serikat terhadap kedua negara.

Alijani mengatakan China, di sisi lain, sedang mengupayakan manuver politik melawan pemerintahan Presiden AS Joe Biden. Dia mencatat bahwa Beijing tidak pernah menempatkan dirinya sebagai sekutu Iran dan implementasi perjanjian kerja sama komprehensif Iran-China tampaknya tidak mungkin dilakukan.

"Jika Iran menerapkan kebijakan luar negeri yang seimbang, mereka tidak akan ditinggalkan sendiri dan akan berakhir ke China," ujar sang pakar.

Alijani menekankan bahwa tidak ada keseimbangan kekuatan antara China dan Iran.

“China tidak akan berinvestasi di area yang tidak aman; Iran bukanlah negara yang aman," tambah dia.

Seyyed Jalal Sadatiyan, ahli hubungan internasional Iran, mengatakan bahwa Iran perlu bekerja sama dengan China karena saat ini tidak memiliki hubungan baik dengan negara-negara Barat.

“Karena masalah hubungan bilateral dengan AS, hubungan Iran dengan negara-negara timur seperti Rusia dan China belakangan ini semakin kuat,” kata Sadatiyan kepada Anadolu Agency.

Kadir Temiz dari Istanbul Medeniyet University mengatakan China telah mempercepat upayanya untuk membangun aliansi di kawasan itu sebagai tanggapan atas strategi "hubungan multilateral" pemerintahan Biden.

“Di era pasca-Trump, menjadi jelas bahwa pemerintahan Biden akan membentuk kebijakan luar negeri Amerika dengan memperkuat 'hubungan multilateral' dan menyoroti institusi fundamental dan nilai-nilai tatanan global liberal,” kata Temiz.

Menurut dia, tujuan jangka pendek Beijing adalah melawan sanksi AS terhadap China melalui pelemahan strategi aliansi baru pemerintahan Biden.

Kesepakatan senilai 400 miliar dolar AS telah dirancang sejak Januari 2016, ketika Presiden China Xi Jinping menjadi pemimpin dunia pertama yang mengunjungi Iran setelah penandatanganan perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan sejumlah negara maju.

Pada Juni 2020, empat tahun setelah proposal pertama kali diajukan, pemerintah Iran mengatakan perjanjian itu didasarkan pada "pendekatan win-win" setelah beberapa tokoh oposisi mengkritiknya sebagai perjanjian "rahasia".

Kesepakatan itu juga berada di bawah bayang-bayang sanksi AS setelah laporan menunjukkan bahwa China enggan menyelesaikan kesepakatan sebelum hasil pemilihan presiden AS.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan perjanjian tersebut berusaha untuk membawa hubungan Iran-China ke tingkat yang strategis dan komprehensif.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/iran-pulihkan-hubungan-dengan-china-untuk-lawan-blok-barat/2192422
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement