Senin 05 Apr 2021 09:01 WIB

Pasukan Eritrea Menarik Diri dari Tigray Ethiopia

AS, Jerman, Prancis, dan negara G7 menyerukan pasukan Eritrea dengan cepat

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Konflik Ethiopia dan Eritrea
Foto:

Setelah Abiy mendorong mereka mundur, para pemimpin TPLF mundur ke kampung halaman mereka di utara Ethiopia. Sejak itu Abiy menuduh mereka mencoba mengganggu stabilitas negara. Dalam dokumen rapat yang dikirimkan ke jurnalis pada November lalu, kantor perdana menteri menuduh TPLF sebagai dalang kekerasan di seluruh negeri.

"Tangan tersembunyi TPLF ada dalam pembunuhan warga sipil di banyak bagian di negara," tulis dokumen tersebut.

Dokumen tersebut mengutip data intelijen tapi tidak menyajikan buktinya. TPLF sudah membantah tuduhan semacam itu di masa lalu. Namun, organisasi pengungsi Internal Displacement Monitoring Centre mengungkapkan dalam dua tahun terakhir kekerasan memaksa 3 juta orang Ethiopia mengungsi. Tetapi semakin memburuk ketika Covid-19 menerjang negara terpadat kedua di benua Afrika itu.

Abiy harusnya memandu Ethiopia untuk menjalankan pemilihan demokratis pertama mereka pada musim panas lalu. Tapi dengan alasan pandemi, ia menunda rencana tersebut.  

TPLF mengatakan langkah pemerintah federal memperpanjang kekuasaannya sendiri tidak konstitusional. Maka mereka mengabaikan perintah Abiy dan membentuk komisi pemilihan mereka sendiri dan menggelar pemilihan daerah sendiri.

Pemerintah federal menyatakan pemilihan daerah Tigray tidak konstitusional. Kedua belah pihak saling menyerang legitimasi masing-masing. Abiy mengatakan TPLF telah melewati batas ketika menggelar serangan ke Pangkalan Militer Bagian Utara. 

Pada 4 November, Abiy memerintahkan serangan udara dan serangan darat terhadap TPLF karena menentang otoritasnya. Tentara federal Abiy menggulingkan TPLF dari ibu kota regional Mekelle, tetapi pertempuran dengan skala rendah terus berlanjut. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement