Sebelumnya, Kantor WHO Afrika telah menyerukan akses vaksin yang adil. Hal itu agar cakupan vaksinasi di benua tersebut dapat diperluas. Direktur Regional WHO untuk Afrika Matshidiso Moeti mengatakan Afrika sangat membutuhkan lebih banyak vaksin. Selain karena mulai melambatnya pengiriman, stok awal vaksin yang diterima beberapa negara Afrika hampir habis.
"Perlambatan pasokan vaksin dapat memperpanjang perjalanan menyakitkan untuk mengakhiri pandemi ini bagi jutaan orang di Afrika," kata Moeti dalam sebuah konferensi pers virtual pada 25 Maret lalu.
Dia kembali menekankan bahwa upaya memperoleh vaksin tidak boleh menjadi kompetisi. "Akses yang adil akan menguntungkan semua dan bukan hanya sebagian dari kita," ujarnya.
Namun, Moeti mengisyaratkan bahwa dia melihat adanya kompetisi. "Sementara beberapa negara berpenghasilan tinggi berusaha untuk memvaksinasi seluruh populasi mereka, banyak di Afrika berjuang untuk cukup melindungi, bahkan kelompok berisiko tinggi mereka," ucapnya.
Menurut WHO, sejauh ini 44 negara Afrika telah menerima vaksin melalui fasilitas Covax atau melalui sumbangan dan perjanjian bilateral. Sebanyak 32 negara di antaranya telah memulai vaksinasi. "Vaksin tetap menjadi cara kami yang paling pasti untuk mengatasi pandemi ini," kata Richard Mihigo, koordinator program imunisasi dan pengembangan vaksin untuk WHO Afrika.