Sabtu 24 Apr 2021 13:52 WIB

Jejak Min Aung Hlaing, dari Rohingya Hingga Kudeta Myanmar

Min Aung ada di balik kematian ratusan demonstran Myanmar dan pembantaian Rohingya.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Elba Damhuri
Pemimpin junta militer Myanmar Min Aung Hlaing (kiri) tiba di Jakarta untuk mengikuti pertemuan pemimpin ASEAN membahas krisis politik dan kemanusiaan di negaranya. (Foto Sekretariat Presiden - Anadolu Agency)
Foto:

Pada Agustus 2010 ia menjadi kepala staf gabungan. Kurang dari setahun kemudian, ia dipilih untuk jabatan tertinggi militer di depan jenderal yang lebih senior. Saat itu, dia menggantikan pemimpin lama Than Shwe sebagai panglima tertinggi pada Maret 2011.

Min Aung Hlaing memulai masa jabatannya sebagai panglima militer saat Myanmar beralih ke demokrasi pada 2011. Itu terjadi setelah beberapa dekade pemerintahan militer, tetapi tetap tertarik untuk mempertahankan kekuasaan Tatmadaw.

Pengaruh politik dan kehadirannya di media sosial meningkat ketika Union Solidarity and Development Party (USDP) yang didukung militer memimpin pemerintahan. Pada 2016, ketika Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Aung San Suu Kyi berkuasa, Hlaing beradaptasi dengan perubahan. Dia terlihat bekerja bersama dan tampil dalam acara publik bersamanya.

Terlepas dari perubahan tersebut, dia memastikan Tatmadaw terus memegang 25 persen kursi parlemen dan portofolio kabinet terkait keamanan yang penting. Dia menolak upaya NLD untuk mengubah konstitusi dan membatasi kekuatan militer.

Pada 2016 dan 2017, militer mengintensifkan tindakan keras terhadap etnis minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine utara. Tindakan itu menyebabkan banyak Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement