Lee mengatakan, bahwa terlalu dini untuk mengatakan siapa dari Singapura yang akan menjadi anggota delegasi ASEAN. Sebab mungkin terdiri atau tidak delegasi dari semua negara anggota ASEAN.

"Tapi saya akan katakan secara keseluruhan ini merupakan pertemuan yang produktif, dan itu menunjukkan langkah selanjutnya bagi kami," ujar PM Singapura.

"Jika ASEAN tidak bertemu, atau tidak dapat mengambil kesimpulan tentang masalah ini, itu akan sangat buruk," katanya.

Kehadiran Jenderal Min Aung Hlaing pada pertemuan itu menandai perjalanan luar negeri pertamanya sejak kudeta 1 Februari yang menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi. Tindakan keras selanjutnya terhadap pengunjuk rasa telah menyebabkan lebih dari 700 orang tewas.

Menurut utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa, sekitar 250 ribu orang di Myanmar telah mengungsi. Para pemimpin tertinggi negara yang dipilih secara demokratis dalam persembunyian atau dalam tahanan rumah.

Lee mengatakan pertemuan ASEAN bermanfaat dan memungkinkan para pemimpin berkumpul di satu ruangan untuk mengekspresikan pandangan mereka dengan bebas. "Panglima Tertinggi Min Aung Hlaing memberi kami pengarahan tentang situasi di Myanmar dan latar belakang: Apa yang menyebabkan peristiwa pada 1 Februari, apa perkembangan demonstrasi dan pergolakan sejak itu, dan apa jalannya  yang dia lihat untuk Myanmar," katanya.

"Setelah itu, kami semua sebagai pemimpin lainnya, kami menyampaikan bagian kami, satu per satu. Dan ada tingkat koherensi yang cukup tinggi dalam pandangan di antara para pemimpin yang berbeda," ujarnya menambahkan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika