Sabtu 01 May 2021 10:54 WIB

Di Balik Lockdown Kamboja: Digebuki atau Mati Kelaparan

Di Balik Lockdown Kamboja: Digebuki atau Mati Kelaparan

Rep: Mazoe Ford/ Red:
Di Balik Lockdown Kamboja: Digebuki atau Mati Kelaparan

Media Kamboja melaporkan bahwa Raja Norodom Sihamoni dan Ibu Suri Norodom Monineath Sihanouk telah menyumbangkan ribuan ton makanan dan 950 kotak air minum kepada pihak berwenang untuk dibagikan di zona merah.

Pihak berwenang telah memberlakukan lockdown di Phnom Penh dan Takhmao hingga setidaknya 5 Mei.

LSM seperti LICADHO dan Equitable Cambodia mengatakan pihak berwenang perlu menerima bantuan mereka.

"Kami memahami pendekatan Pemerintah untuk menghentikan [virus] ini menyebar lebih jauh, tetapi penting untuk diketahui bahwa kita tidak dapat peduli tentang penyakit tanpa memperhatikan perut orang-orang," kata Eang Vuthy dari Equitable Cambodia.

Eang, yang sendiri tinggal di zona merah, mengatakan bahwa Pemerintah perlu menyediakan lebih banyak makanan untuk orang-orang dan makanan tersebut harus gratis karena mereka tidak memiliki kapasitas untuk bekerja.

"Anda bisa merasakan betapa frustrasinya dan betapa cemasnya [orang-orang] merupakan tulang punggung keluarga untuk memastikan keluarga mereka tidak kelaparan," katanya.

"Tapi bagaimana mereka bisa melakukan itu karena mereka tidak bisa keluar dan meninggalkan rumah?"

Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel ABC News dalam Bahasa Inggris.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement