Sabtu 01 May 2021 10:54 WIB

Di Balik Lockdown Kamboja: Digebuki atau Mati Kelaparan

Di Balik Lockdown Kamboja: Digebuki atau Mati Kelaparan

Rep: Mazoe Ford/ Red:
Di Balik Lockdown Kamboja: Digebuki atau Mati Kelaparan

Sejak itu dia menerima paket bantuan pemerintah berupa beras, kecap ikan, ikan kaleng, dan mie kering, tetapi tidak tahu apa yang akan terjadi jika persediaan itu habis.

Sopir ojek dan ayah dua anak Tim Tin, 30 tahun, mengatakan keluarganya telah menjalani karantina rumah sejak 7 April setelah seorang anggota keluarga besarnya dinyatakan positif terkena virus corona.

"Saya tidak bisa keluar untuk mencari uang dan kami menghadapi tantangan lain yaitu kekurangan makanan," katanya kepada ABC.

"Dan saya takut jika lebih banyak orang tertular COVID-19, kami tidak akan memiliki cukup makanan karena kami tidak tahu kapan [lockdown] akan selesai."

Pemerintah menolak bantuan dari LSM

Pada konferensi pers awal pekan ini, Wakil Gubernur Kota Phnom Penh Nuon Pharath mengatakan pihak berwenang telah bekerja keras untuk membantu orang.

“Pembagian pangan sudah dialokasikan pada tempat yang tepat dan diberikan kepada masyarakat yang tepat, serta dilakukan dengan aman,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa karena begitu banyak orang yang membutuhkan, tidak mungkin untuk membagikan paket makanan dengan cepat, tetapi tim distribusi bekerja secepat mungkin dan akan terus melakukannya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement