Media telah bekerja tanpa henti sejak awal pandemi di India, mencoba menyusun dan memverifikasi jumlah kematian yang sebenarnya.
“Para jurnalis tidak hanya memberitakan tentang krisis kesehatan nasional tetapi juga menghadapinya setiap hari, yang telah merugikan mereka,” kata Kota Neelima, penulis dan pendiri IPS.
Kalyan Barooah, kepala biro Assam Tribune, dan istrinya jurnalis, Nilakshi, meninggal beberapa hari lalu dalam waktu 24 jam di sebuah rumah sakit di Delhi setelah tertular Covid-19.
Pasangan itu meninggalkan seorang putri remaja. Pada hari yang sama Anirban Bora dari The Economic Times juga kalah perang melawan virus tersebut.
Sehari sebelumnya, jurnalis televisi Rohit Sardana, 41, yang dinyatakan positif virus korona, meninggal dunia. Kakoli Bhattacharya, bekerja untuk harian Inggris The Guardian di New Delhi, juga meninggal.
Sebanyak 30 jurnalis meninggal karena penyakit menular itu di provinsi terbesar di India, Uttar Pradesh, diikuti oleh Telangana yang melaporkan 19 kematian, termasuk wartawan veteran yang berbasis di Hyderabad, K. Amaranath, seorang pengurus Indian Journalists Union (IJU).
Raj mengatakan bahwa tidak ada yang siap menghadapi bencana seperti itu di India, di mana sesuai angka resmi, jumlah kasus harian virus korona melampaui rekor 400.000 dan 3.500 kematian pada Sabtu lalu.
Dia mengatakan bahwa dirinya memusatkan perhatian pada peliputan dan kemudian tidak memikirkan keluarga mereka. Seorang jurnalis mendapat kabar istrinya meninggal saat berada di lapangan melaporkan tentang kekurangan suplai oksigen di rumah sakit.
Fase tersulit