Rabu 05 May 2021 05:12 WIB

Arab Saudi dan Iran tak Mungkin Segera Normalisasi Hubungan

Arab Saudi bercita-cita memiliki hubungan yang baik dan terhormat dengan Iran

Rep: Gulsum Incekaya/ Red: Elba Damhuri
Hubungan Arab Saudi  Iran
Foto:

Dia mengatakan pernyataan putra mahkota bahwa ada 90 persen konsensus antara AS dan negaranya berarti perang melawan Iran akan dilanjutkan melalui metode yang berbeda di bawah kepemimpinan Washington.

"Pernyataan ini berarti bahwa Arab Saudi tidak akan lagi memerangi Iran dengan mendukung gerakan ekstrem Sunni. Ini adalah perkembangan yang sangat penting bagi seluruh dunia dan Timur Tengah, dan jika itu terjadi, akan membantu memadamkan api yang ada di kawasan itu," tambah dia.

Namun, karena bin Salman menyebut program nuklir Iran sebagai "masalah negatif", Tomar mengindikasikan bahwa tampaknya sulit untuk melihat perkembangan dalam jangka pendek.

Serhan Afacan, seorang akademisi di Institut Studi Timur Tengah Universitas Marmara, mengatakan bagian yang paling luar biasa dari pidato bin Salman adalah bahwa dia mengatakan mereka bekerja dengan mitra global dan regional untuk menemukan solusi bagi masalah yang sangat sulit diatasi.

Dia mencatat bahwa ketegangan antara Syiah Iran dan Sunni Arab Saudi tidak hanya karena perbedaan ideologis dan menambahkan bahwa tujuan utama pernyataan Mohammed bin Salman adalah AS.

Afacan mengatakan bin Salman ingin menyampaikan pesan kepada Washington bahwa mereka tidak bisa menggunakan dirinya untuk menakut-nakuti Iran dan bahwa dia dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dengan Iran.

"Untuk Arab Saudi, proksi Iran dan rudal balistik setidaknya menjadi masalah yang sama banyaknya dengan program nuklirnya, dan mungkin bahkan lebih. Dengan kata lain, penting bahwa cara ini berubah menjadi tindakan yang berarti," tegas dia.

 

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement